Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2013

Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Lebih Banyak Tisu

Gambar
Kadang sudah semangat berapi-api malah tertimpa sakit. Ada-ada saja hari ini. Sukses tubuh ini jarang sakit dalam beberapa bulan, masa harus mengalah dengan sakit pilek yang kecil.

Telur dan Mie

Gambar
Sukses dengan telur dan mie, kepercayaan diri tumbuh lagi untuk berkreasi kembali. Kali ini yang menjadi korban adalah mie goreng.

Nasi dan Telur

Gambar
Ada-ada saja kelakuan saya untuk menghemat keuangan. Demi menghemat, saya rela tidak makan siang dengan menggunakan uang. Malah bawa bekal sendiri dari rumah dan dibawa ke kantor. Menu sederhana sih, tapi cukup membuat kenyang. haha... rabu, 25 september 2013

Melawan Waktu dan Kata Hati

Gambar
Memang benar, keluar dari zona nyaman itu tidak enak. Seperti yang saya alami malam ini (24/9). Sendiri, sepi dan seolah mati rasa *kaki kebanyakan duduk. Disini, kantor dotsemarang, saya masih sendiri. Mencoba melawan waktu dan hati terkecil yang berkata, *ayoo pulang*. Melawan waktu itu seperti terkekang oleh kenikmatan. Mana ada pekerjaan yang sampai lembur harus dikantor kecuali orang bodoh yang terus meyakini keyakinan yang masih gamang alias tidak tentu. Melawan waktu ibarat juga, meninggalkan waktu makan malam. Padahal siang belum ada makan kecuali teh manis sambil ditemani para gadis. Terkahir, melawan kata hati. Ini paling berat dalam sebuah karir seseorang. Bagaimana kasur memanggil untuk ditiduri. Bagaimana rasa sendiri yang menyelimuti yang menginginkan kehadiran banyak orang disekitar. Semua itu saya lawan malam ini. Demi apa....?? Demi dotsemarang, itu saja. Demi buku-buku yang bertebaran dilantai kantor ini Demi pekerjaan yang kini tidak sesederhana