Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Melawan Waktu dan Kata Hati


Memang benar, keluar dari zona nyaman itu tidak enak. Seperti yang saya alami malam ini (24/9). Sendiri, sepi dan seolah mati rasa *kaki kebanyakan duduk. Disini, kantor dotsemarang, saya masih sendiri. Mencoba melawan waktu dan hati terkecil yang berkata, *ayoo pulang*.

Melawan waktu itu seperti terkekang oleh kenikmatan. Mana ada pekerjaan yang sampai lembur harus dikantor kecuali orang bodoh yang terus meyakini keyakinan yang masih gamang alias tidak tentu. Melawan waktu ibarat juga, meninggalkan waktu makan malam. Padahal siang belum ada makan kecuali teh manis sambil ditemani para gadis.

Terkahir, melawan kata hati. Ini paling berat dalam sebuah karir seseorang. Bagaimana kasur memanggil untuk ditiduri. Bagaimana rasa sendiri yang menyelimuti yang menginginkan kehadiran banyak orang disekitar.

Semua itu saya lawan malam ini. Demi apa....??

Demi dotsemarang, itu saja.

Demi buku-buku yang bertebaran dilantai kantor ini

Demi pekerjaan yang kini tidak sesederhana beberapa waktu lalu.

Demi sebuah tanggung jawab yang teremban.

Entahlah, ...

Apakah ini benar atau sekedar halusinasi malam ini.

Sampai kapan bertahan dengan kejujuran lewat tulisan.

Saya sangat lelah sebenarnya. Ingin merasakan indahnya mimpi diatas meski saya tahu harus memulainya dari bawah.

**Tulisan oleh orang yang merasa kesepian dan kegundahan yang tak kunjung reda.
Sebenarnya buat apa melakukan banyak hal buat kota ini meski kota ini tidak banyak memberi apa-apa.

...

Diedit kembali tanggal 10 September 2022.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun