Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2020

Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Sering Terlambat Datang

Gambar
[ Artikel 51#, kategori futsal ] Akhirnya futsal hari ini selesai (21/2). Tubuh sangat-sangat lelah karena seharian berada di luar kota. Futsal hari ini pun terlambat datang. Saat menenangkan diri di luar ruangan yang ditemani hujan, rekan futsal bertanya. Kok sekarang sering terlambat datang? Mata saya memandang parkiran motor yang sedikit terlihat gelap. Tubuh saya bersandar dan kaki saya selonjorkan sambil menyeka keringat yang tak berhenti menetes. Meski hanya main satu jam karena terlambat datang, ini sangat menguras tubuh dan pikiran. Lelah ini tidak berarti memang, tapi saya senang bahwa saya datang bermain. Hari Jumat yang lebih sibuk Pertanyaan rekan saya di awal paragraf hanya mampu saya jawab bahwa hari ini saya baru pulang dari luar kota mengikuti kegiatan Disporapar Jateng . Akhir-akhir ini, banyak liputan jatuh hari Jumat. Saya juga tidak menyangka tahun ini begitu sibuk dan membuat rekan-rekan berpikir saya sering datang terlambat. Padahal saya tetap m

Sakit Saat Berangkat Kegiatan Wisata

Gambar
[ Artikel 88#, kategori aktivitas ] Kamis pagi (20/2), hari yang ditunggu akhirnya tiba. Sayangnya, cuaca Semarang hari itu tidak bersahabat. Hujan menyertai belum juga reda dari malam sebelumnya. Cobaan sesungguhnya adalah kondisi tubuh yang tidak fit. Akhirnya saya tiba di kantor Disporapar Jawa Tengah yang ada di jalan Pemuda. Sedikit terlambat memang dari jam yang tertera dalam undangan. Tapi kondisinya memungkinkan untuk terlambat. Perjalanan ke tujuan kali ini mau tidak mau harus menggunakan Go Car. Kantor Disporapar kali ini bukan yang ada di jalan Ki Mangunsarkoro, dekat stadion Diponegoro, melainkan yang ada di jalan Pemuda Banyak kenangan dengan kantor ini sebenarnya. Tahun 2020, saya beruntung kembali terhubung dengan Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata ini.  Saya akui, tingkat kota (Dinas Pariwisata Semarang) saya tidak mendapatkan banyak pengalaman untuk bekerja sama. Meski kontennya tentang Semarang, dotsemarang masih kalah jauh dengan pembuat k

Rumput Taman Rumah yang Mengering

Gambar
[ Artikel 7#, kategori rumah ] Ada kejadian misteri hingga tulisan ini saya buat tentang siapa yang menyiram rumput taman rumah dengan obat hingga kuning mengering. Tetangga sebelah rumah tidak mengetahui siapa gerangan yang melakukannya. Bahkan, security pun tidak ada yang tahu. Selasa sore (18/2), rumput taman rumah mendadak berubah warna. Kering menguning, seperti habis disiram obat rumput. Saya benar-benar kaget, mengingat pagi harinya rumput masih hijau dan satu hari sebelumnya baru dipotong. Saya tidak mengerti mengapa orang misterius ini melakukannya. Padahal tidak disuruh atau dipesan untuk membuat taman menjadi kering, mengingat saya rutin memotong rumput agar terlihat rapi. Kalau sudah begini jadinya, saya tidak melakukan aktivitas potong rumput. Security rumah saya tanya semua, tak ada satu pun yang mengetahui. Aneh, bukan! Apalagi pagi harinya saya masih melihat rumput tersebut masih hijau. Tau-tau sorenya sudah berubah warna. Diperkirakan ini dilakukan

23,7 Ribu Pengikut Instagram dotsemarang

Gambar
[ Artikel 114#, kategori dotsemarang ] Butuh 2 bulan duduk di sini, 23,7 ribu dan itu pun belum lega. Itu karena pengguna Instagram sekarang ini mudah memencet tombol mengikuti, tapi juga kembali memencet tombol tidak mengikuti. Dilema sebenarnya. Sebenarnya, jumlah pengikut Instagram dotsemarang mendapatkan angka 23,7 ribu pada hari Minggunya, 16 Februari 2020. Namun saya masih khawatir. Tiap kali melihat penambahan jumlah pengikut, beberapa jam dicek kembali, malah tidak berubah dan cenderung menurun kembali. Hari ini, Senin sore, 17 Februari, sudah saatnya saya memberitahukan pengumuman ini lewat Instagram personal saya. Pemberitahuan ini bukan hanya bicara tentang data, lebih dari itu. Saya percaya, orang-orang yang tidak tahu dotsemarang masih banyak. Bahkan, yang kenal pun belum tentu mengikuti akun Instagram dotsemarang. Setiap penambahan angka, saya selalu membicarakannya di saluran media sosial dengan tujuan kalau pemiliknya sendiri yang memberitahu, lalu

Semakin Jujur, Wanita Akan Pergi

Gambar
[ Artikel 5#, kategori pria 33 tahun ] Sudah bulan Februari saja. Cinta yang diharapkan datang rasanya semakin menjauh. Hubungan masa lalu juga masih membuat trauma, padahal ia sempurna. Sungguh membuka diri sebaiknya jangan dilakukan saat masih berhubungan sekedar pacaran. Daripada nasibnya seperti saya. Saya punya cerita menarik di akhir tahun kemarin. Pertemuan dengan teman lama akhirnya terealisasi dalam obrolan berdua yang ditemani suasana malam yang cerah dan segelas kopi yang dipesan lewat online. Kami berbicara masa-masa indah tentang pertemuan. Kami hanya berteman. Seakan terbawa suasana, saya kembali menjadi orang yang jujur untuk menceritakan siapa saya sebenarnya. Kejujuran sebenarnya adalah kunci membuka perasaan orang lain untuk juga berbicara apa adanya. Ya, sudah sampai sejauh itu kami bicara tanpa batas dan rasa malu. Namun, meski malam itu hanya selesai dengan obrolan, saya tidak menyangka bahwa hari itu adalah pertemuan terakhir saya dengannya. 

22 Kilometer

Gambar
[ Artikel 18#, kategori sepeda ] Jumat pekan ini adalah paling terberat bermain futsal . Setelah berkunjung ke salah satu hotel untuk berdiskusi soal acara bulan Maret, saya masih menyempatkan melihat suasana jalan Depok . Total saya bersepeda hari itu adalah 22 Kilometer. Jarang-jarang saya memperhatikan jumlah jarak bersepeda saya, meski ada aplikasi pencatat di hape saya, yakni google fit. Namun hari ini (14/2), wajah lelah saya tidak dapat dibohongi saat ditanya rekan futsal saya setelah bermain. Saya benar-benar lelah. Saya seperti terlalu sombong setiap ditanya dari mana bersepedanya (baca rumah). Padahal saya hanya menyukai apa yang saya lakukan dengan konsekuensi yang harus saya rasakan. Rasa lelah. Jarak 22 km memang tak berarti bagi mereka yang terbiasa mengacu sepedanya setiap hari. Namun saya berbeda dengan mereka yang kini kadang membuat saya semakin minder. Sepeda brompton bukan saja menaikkan status pesepeda, namun juga saya tak pandai merawat sekara

Digigit Kucing

Gambar
[ Artikel 17#, kategori kucing ] Saya tidak menyangka hari ini, Rabu siang (12/2) , sedang apes. Bermaksud membawa masuk kucing kesayangan, yang ada saya dicakar dan digigit sangat parah sepanjang saya melihara kucing. Menyakitkan dan darah benar-benar keluar tanpa henti. Awalnya saya ingin menangkap kucing yang berjenis betina setelah beberapa hari tidak dimasukkan ke dalam kandang. Saya sering memanggilnya Mami karena ia adalah induk dari beberapa kucing yang saya pelihara. Saya pikir tidak sulit memegangnya dan membawanya masuk ke kandang. Saat berhasil menangkap, saya bergegas menuju kandang. Tapi tanpa sadar, si Mami meronta berusaha melepaskan diri. Cakaran, hingga gigitan awalnya tak saya hiraukan. Namun pada satu titik, luka yang diterima tangan kok rasanya sangat sakit. Tangan saya replek, dan melepaskan si Mami. Waduh, gigitannya benar-benar dalam dan mengoyak kulit tangan di jari kiri saya. Beberapa luka cakaran juga ada di dua tangan saya. Sit! Sakit ba

Kotak Kayu yang Selalu Dirindu

Gambar
[ Artikel 13#, kategori ASUS ] Ada sebuah fakta menarik ketika saya dan mereka (bloger ASUS) saat berbicara tentang kotak kayu. Kadang itu membuat sedih, kadang pula sangat bahagia. Kotak kayu yang datang ke rumah adalah harta karun yang selalu dirindu. Minggu pertama bulan Februari, Kamis malam (6/2) , saya tak menyangka kedatangan kotak kayu. Kali ini sangat berbeda dari biasanya. Lebih besar, lebih panjang dan saya sudah tahu isinya apa sebenarnya. Sebagai salah satu bloger Asus, saya memang beruntung tapi level saya bukan berada di level seperti bloger lainnya yang fokus pada konten teknologi atau memiliki pengaruh besar yang dijadikan tujuan Asus untuk dijadikan andalan dalam kampanye promosi produk. Saya bersyukur bila itu datang ke rumah setelah launching. Sebaliknya, saya tahu diri bahwa hari ini belum saatnya saya mendapatkannya. Kembali ke kotak kayu yang datang, kali ini isinya laptop. Kejutan, bukan?! Buat saya itu adalah momen paling luar biasa, mengingat keban

Tantangan Terbesar Membuat Konten Awal Tahun ini

Gambar
[ Artikel 29#, kategori Internet ] Adalah Internet. Hanya mengandalkan operator telekomunikasi sejak Januari, pekerjaan saya lebih berat dari sebelumnya. Bukan hanya waktu saja terbuang, banyak konten yang akhirnya tidak keluar. Alias dipublish. Menjadi pembuat konten, bloger dan saluran media sosial , adalah sesuatu yang menyenangkan bagi saya. Dedikasi saya tidak perlu diragukan lagi, konsisten pun di atas rata-rata. Wajar saya mulai menuntut untuk lebih mendapatkan fasilitas yang lebih baik pada diri saya sendiri. Hanya sayangnya, bentang pembatas saya untuk tampil lebih baik terhalang oleh urusan ekonomi. Mengandalkan koneksi internet operator seluler, ya ambyarrr. Padahal itu sampai pakai 2 operator. Semenjak tidak ada wifi di rumah, dua bulan terakhir di awal tahun sangat terasa pengaruhnya. Yang seharusnya dapat selesai lebih cepat, mau tidak mau harus bersabar dan mencari solusi dari permasalahan yang datang. Kadang operator A pas lagi bagus-bagusnya, semua

[TikTok] Menggiring Positif, Malah Jadinya Kembali Negatif

Gambar
[ Artikel #21, kategori Media Sosial ] Semenjak terinspirasi dengan pemasaran, saya menjadikan saluran media sosial sebagai alat untuk menarik perhatian. Tidak terkecuali TikTok yang punya ladang pemirsa dengan segmen umur 14-22 tahun. Mereka adalah generasi Z. Beberapa kali saya bicara dengan orang-orang pemasaran, seperti hotel. Kesan negatif yang terekam dalam pikiran mereka memang sudah tertanam jauh saat aplikasi ini hadir awal-awal. Saya berusaha keras untuk meyakinkan mereka meski akhirnya ditolak mentah-mentah. Orang-orang pemasar memang butuh banyak informasi agar mereka mengerti keadaannya yang dulu dan sekarang sudah berbeda. Bermaksud menggiring lebih baik Januari 2020, TikTok mendadak buming kembali. Orang-orang banyak membicarakannya dan akhirnya memutuskan membuat.  Saya adalah orang yang cukup senang dengan melihat pertumbuhan ini disekitar. Apalagi jumlah pengguna TikTok yang terus mengerjar Facebook dan memepet Istagram. Cukup bagus untuk mema