Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

22 Kilometer


[Artikel 18#, kategori sepeda] Jumat pekan ini adalah paling terberat bermain futsal. Setelah berkunjung ke salah satu hotel untuk berdiskusi soal acara bulan Maret, saya masih menyempatkan melihat suasana jalan Depok. Total saya bersepeda hari itu adalah 22 Kilometer.

Jarang-jarang saya memperhatikan jumlah jarak bersepeda saya, meski ada aplikasi pencatat di hape saya, yakni google fit. Namun hari ini (14/2), wajah lelah saya tidak dapat dibohongi saat ditanya rekan futsal saya setelah bermain.

Saya benar-benar lelah.

Saya seperti terlalu sombong setiap ditanya dari mana bersepedanya (baca rumah). Padahal saya hanya menyukai apa yang saya lakukan dengan konsekuensi yang harus saya rasakan. Rasa lelah.

Jarak 22 km memang tak berarti bagi mereka yang terbiasa mengacu sepedanya setiap hari. Namun saya berbeda dengan mereka yang kini kadang membuat saya semakin minder. Sepeda brompton bukan saja menaikkan status pesepeda, namun juga saya tak pandai merawat sekarang ini.

Perbedaan lainnya karena alat transportasi yang saya gunakan adalah sepeda. Murni full sepeda kemana-mana. Bisa dibayangkan pindah satu tempat ke tempat lain dengan kaki yang pegel. Saya tahu tidak boleh mengeluh karena ada yang lebih mengerikan dari saya.

Semoga sehat selalu

Alhamdulillah, bermain futsal tetap berjalan lancar meski menguras nalar. Kesenangan, cinta dan bagaimana sikap adalah kekuatan yang saya lakukan untuk apa yang saya lakukan hari ini.

Lelah, sangat lelah. Capek, benar-benar capek. Risiko, saya tidak dapat membantah. Saya hanya berharap tetap selalu diberi kesehatan. 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Halo, Mei 2024

Berkenalan dengan Istilah Cinephile