Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Berkenalan dengan Istilah Cinephile


Mungkin saja saya akan terhanyut tanpa kata-kata bila tidak membaca koran beberapa hari kemarin. Mengenal istilah Cinephile saat ini sepertinya membuat saya begitu bodoh dan entah dari mana aja selama ini. Padahal ini bukan baru buat saya. Terlambat sedikit tidak masalah, bukan? Ada yang baru tahu seperti saya ini???


Menurut kamus online, cinephile (cinephiles jamak) adalah Penggemar film dan bioskop. Istilah ini mendadak masuk ke kehidupan saya baru-baru ini. Jawa Pos edisi Sabtu, 14 November 2015, mengulasnya disitu.

Menulis dan memberi kritik

Orang-orang yang memiliki ciri Cinephile atau Film Geeks ternyata selain hobi nonton film, mereka menuliskannya di blog atau juga website yang dikelola baik secara pribadi maupun kelompok. Jangkauannya lebih luas tidak terbatas pada film Indonesia saja seperti yang saya lakukan bersama Kofindo.

Saat mencari info di google, tak banyak yang membahas ini secara mendalam namun istilah ini sudah berkembang secara lebih besar (baca Internasional). Sungguh saya benar-benar tidak tahu soal ini.

Pekerjaan seorang Cinephile adalah menonton film. Mau di bioskop atau nonton dalam bentuk kepingan, mereka melakukannya dengan semangat. Setelah itu mereka menuliskannya di medianya masing-masing. Mereka lebih berani ketimbang Kofindo soal mengkritik film. Mungkin bisa dibilang kritikus saja bukan penikmat seperti saya.

Ciri-ciri Cinephile

Salah satu ciri yang ditulis di koran JP adalah nonton sendirian. Menonton sendirian rupanya lebih asyik daripada ramai-ramai. selain lebih fokus, tidak ribet menyingkronkan waktu.

Ciri ini sama seperti apa yang saya lakukan tiap hari kamis. Beberapa waktu belakangan ternyata saya tidak sendirian. Saya melihat banyak penonton yang sendirian juga sekarang. Saya pikir mereka jurnalis yang mengelabui. Tapi setelah tahu istilah ini, mungkin saja mereka adalah Cinephile Semarang.

Ciri lainnya seorang Cinephile adalah nonton film tidak selalu di bioskop, bisa dari DVD juga. Bahkan dituliskan di sana bahwa haram beli DVD film bajakan. Ini patut diapresiasi kalau begitu.

Mereka juga tak lelah untuk menonton film secara berurutan atau marathon dari satu film ke film lain. Dan terakhir mereka juga sering membaca review film di situs-situs lain atau luar negeri.

Mendapatkan penghargaan

satu halaman penuh di koran JP mengangkat 3 orang yang hobi nonton film. Bahkan saya mengenal salah satunya sebagai blogger yang ternyata penggemar film Korea. Karena hobinya tersebut ia pernah diundang ke negeri Park Ji Sung.

Lainnya, ada yang memenangkan kontes mereview film lalu diundang dalam acara film di Indonesia. Bisa bertemu dengan banyak pemain film maupun orang-orang film, katanya itu luar biasa.

...

Maafkan saya yang baru mendengar istilah Cinephile, sekarang ini. Meski begitu, ciri Cinephile memiliki kesamaan dengan Kofindo ternyata. Oh iya, Kofindo adalah wadah pecinta film Indonesia yang tujuannya mengajak orang-orang pergi ke bioskop dengan cara nonton bareng.

Namun sayangnya, seiring waktu berjalan Kofindo lebih banyak mereview film Indonesia. Ini dikarenakan orang-orang yang diajak sangat sibuk dan bila tidak gratis, mereka tidak akan pergi. Maklum, bukan pecinta film meski sekedar menghargai rasanya masih sulit.

Apapun itu, Kofindo dan Cinephile bagi saya adalah mereka yang mencoba melakukan yang terbaik untuk menghargai sebuah karya. Cita-cita untuk menjadikan film raja di negeri sendiri selalu ditanamkan biar saya tidak lelah pergi ke bioskop tiap hari kamis.

Salam kenal dari saya buat Cinephile dari seluruh Indonesia dan dunia. Sukses buat karya-karya dalam bentuk review dan ulasan tajamnya soal film.

Komentar

  1. kalo nontonya di web streming termasuk gak ya, khan banyak tuh sekarang, ane sering di CoronaMovies.net termasuk Cinephile khah

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Half Girlfriend, Film India Tentang Pria yang Jatuh Cinta dan Tidak Mau Menyerah

Jalebi, Film India Tentang Indahnya Cinta Bila Bisa Melepaskannya