Kemarin malam, salah satu admin Semarang menumpahkan kegalauannya terkait penyelenggaraan sebuah acara di Semarang. Katanya, panitia event di jaman sekarang aneh. Ngundang artis puluhan juta, bikin acara ratusan juga, tapi dikasih space promosi ratusan ribu mundur. Ah.. ini juga yang selama ini menjadi kegundahan dotsemarang dan kelupaan ditulis di blog pribadi.
Sebut saja si Paimin agar terlihat lebih komedi. Ntar diseriusin malah berabe kisahnya. Apa yang terjadi pada si Paimin sebenarnya sudah dari dulu saya alami juga. Saya diantara membantu, menghormati dan tidak enakkan.
Tolong bayar saya!
Seperti cerita menjual diri saja, Ups! Bukan-bukan. Paimin boleh saja marah atau ada lagi Paimin-paimin lain yang mengalami hal yang sama. Mereka itu bekerja bukan hip-hip hura. Mereka mengeluarkan kemampuan terbaik mereka tapi bukan untuk melatih ilmu silat. Mereka memanage waktu meski diselingkuhin banyak kegiatan.
Mereka hanya ingin dihargai, itu saja. Sama seperti yang juga saya inginkan, tolong bayar saja. Pulsa 50 ribu, boleh atau disesuaikan dengan konten yang diberikan. Saya saat ini berkomitmen menjadikan aktivitas saya sebagai pekerja. Jadi saya butuh koneksi internet, dan makan. Belum lagi gadget kalau rusak dan sebagainya.
Apalagi saya naik sepeda, masa cuma buat beli mizon nggak ada. Kalau pas naik mobil, masa saya ngutang karena ngejar event kalian. Intinya saya mau dibayar! Karena saya punya data, kemampuan promosi dan mengajak berbagai pihak.
Saya mau naik level
Memang perbedaan saya atau paimin dengan media lokal yang resmi adalah badan hukum. Dan mereka digaji tiap bulan. Kalau tidak ada berita mereka kena deadline, memang itu menguntungkan saya karena agak santai. Toh, tiap bulan saya harus merogoh kocek tabungan bila tak ada pendapatan.
Jadi blogger itu nggak enak masih di Semarang. Beda sama di ibukota, dimana banyak perusahaan dan lembaga gede di sana semua. Di sini, ucapan selamat dan terima kasih saja adalah hal terbaik yang bisa didapat.
Kalau gitu, kapan dong saya atau si Paimin naik level. Jangan-jangan nasib saya seperti yang saya tulis di sini - Gulung Tikar!. Aduh... kalian ini tega!
Karena pelajar atau mahasiswa jadi serba nggak tega
Saya terkejut ketika sebuah acara yang dikerjain mahasiswa mendapatkan peserta lebih dari 5 ribu. Kalau tiket 50 ribu dikali total peserta hasilnya bisa buat bahagia 3 hari 3 malam.
Kadang karna atas nama mahasiswa atau pelajar, saya nggak tega. Saya pernah diposisi mereka tapi mereka tak pernah diposisi saya. Karena saya tahu setelah lulus nanti mereka akan bercita-cita bekerja di sebuah perusahaan bukan seperti saya.
Tidak heran, jadi blogger di sini masih susah. Belum lagi berhadapan dengan paimin yang punya followers puluhan ribu dan terkenal-terkenal. Ayo dong... *lho curhat sendiri. haha
...
Cerita Paimin kemarin malam membuat saya sedih juga. Apalagi bila dikerjakan secara profesional dan berorganisasi, pasti butuh gaji tiap bulan untuk anggotanya. Yang masih mending hidupnya si Paimin itu yang punya pekerjaan utama. Paimin tipe ini hanya mengerjakan dikala senggang.
Tetap semangat ya Paimin. Saya merasakan juga seperti itu. Tapi mau bagaimana lagi, selalu ada proses untuk mencapai keberhasilan. Sukses ya, Paimin!
Gambar ilustrasi : Google
Hallo mas bro, ntar pas reuni kita ngobrolin ini ya. Bisnis toko antik bisa jadi kerjaan sampingan, tapi untuk soal info dan promosi selalu jadi minat utama. Pagi ini cek email ya..
BalasHapusSip. Terima kasih, mas.
Hapus