Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Manfaat Membangun Reputasi Online




Sebentar lagi tahun 2016, seperti apa nantinya semua orang masih menebak-nebak. Bagi mereka yang sudah merencanakan, tentu tinggal menjalankan. Apakah tahun 2016 nantinya teknologi semakin 'wah'? Apakah kita siap menghadapinya? Coba saya pikir dulu.

Pernah berpikir tentang diri kita di era teknologi atau media sosial sekarang? Apa yang orang ingin kenal dari kita? Apa yang mau dilakukan dengan nama kita? Soal cinta, pekerjaan dan teman-teman, bagaimana semua itu memandang diri kita.

Akhirnya adik saya yang bungsu sudah ngeblog. Saya bangga dan senang rasanya. Sifatnya yang pendiam dan ingin melakukannya dengan caranya sendiri kadang membuat saya khawatir. Dengan ngeblog, berarti ia siap memasuki dunia online sebenarnya.

Tentang reputasi online

Coba ketikkan nama kita di mesin pencari semacam google, adakah? Atau ada, tapi bukan Anda. Bila belum ada, berarti Anda belum punya reputasi di sana. Bila hanya media sosial semacam facebook atau twitter tidak mencatutkan nama Anda, berarti kemana saja Anda selama ini. Apakah Anda mengklaim hidup dibelahan dunia lain tanpa teknologi? Bisa jadi Anda tidak peduli dengan semua itu.

Bagi saya, membangun reputasi sangat penting terutama online. Bukan hanya bisnis atau produk saja yang harus dibangun, diri sendiri pun perlu. Apalagi adik saya yang termasuk generasi milenial dan adik-adik Anda, saudara, dan keluarga lainnya.

Mereka generasi yang serba ingin cepat dan ingin tahu. Apa-apa ingin dibagi di media sosial meski tidak semua baik. Ketika jadi masalah, tentu akan berimbas kemana-mana. Termasuk televisi yang sekarang pun mengikuti gaya media sosial. Siapa pun bisa tenar.

Kalau tenar dengan positif, itu sih nggak masalah. Apalagi berprestasi dan membanggakan. Bagaimana kalau buruk, semua media dan internet sepertinya jadi musuh yang paling kejam rasanya. Sudah gitu, semua yang menulis diri kita tidak akan hilang di mesin pencari. Butuh waktu untuk menetralkan semuanya. Anda, malah membiarkan semua terjadi tanpa memperbaiki.

Bangun reputasi online

Anda akan terkucilkan, keluarga Anda akan tercemar, Anda dianggap musuh dan sebelum ini terjadi, yuk bangun reputasi online dengan sisi yang positif. Caranya? Sangat mudah.

Mulailah dengan bangga menggunakan nama sendiri. Jangan pake nama samaran atau lebay. Anda bukan brand perusahaan atau produk kalengan. Anda manusia, maka perlakukan diri Anda juga sebagai manusia yang punya nama.

Cek lini per lini di media sosial, apakah nama Anda sudah benar. Semisal di twitter maupun facebook, apa benar nama yang dipakai adalah nama Anda di sana? Bila belum, gantilah dari sekarang. Mengapa? Karena mesin pencari yang menjadi rujukan pertama orang untuk searching yang kedapatan adalah profil di situs media sosial.

Lalu, mulai juga dengan blog. Buat saya blog itu sangat penting karena lebih ke story atau cerita diri kita. Blog bisa dijadikan portofolio yang mudah diakses. Perbanyak posting sisi baik kita di sana seperti prestasi, dan lainnya. Semua itu akan jadi penetral saat Anda bermasalah kemudian hari.

Manfaatnya

Setelah membangun reputasi online, akan banyak hal yang dapat Anda dapatkan manfaatnya tentunya. Bila Pejabat lebih tentang ke pencitraan agar dilihat masyarakatnya baik, produk yang dilihat berbagai sisi terutama penjualannya, maka Anda adalah sifat baik Anda.

Anda yang masih single, akan lebih menarik saat mendekati calon gebetan. Karna biasanya di era sekarang, calon gebetan akan mencari profil Anda di Internet. Siapa Anda, seperti apa foto tampang Anda, pertemanan, hobi dan sebagainya. Bila baik, Anda selangkah lebih cepat mendapatkan hati si doi ketimbang pria yang kurang membangun reputasi online.

Anda yang mencari pekerjaan, akan lebih dilihat lebih menarik ketimbang calon pelamar lainnya. Mengapa? Karena banyak perusahaan sekarang melihat calon pegawainya di media sosial. Apakah Anda baik, tidak sembarang menulis update status, punya portofolio yang mudah diakses, kegiatan apa yang sering dilakukan. Semua akan jadi bahan pertimbangan.

Menetralisir konten negatif. Saat Anda menemukan salah satu info diri Anda yang negatif di media sosial, Anda tidak perlu cemas. Orang-orang yang mencari tahu akan membandingkan mana info yang valid atau tidak. Diri Anda sendirilah yang menjadi berita bagi orang yang merasa ingin tahu.

...

Sementara segitu dulu. Masih banyak lagi tentunya. Tapi intinya sudah dimasukkan dan semoga kita tetap jadi orang baik. Buat adik saya, tentu ini jadi sesuatu yang baru. Jangan takut, tetaplah jadi orang baik yang terus berprestasi.

Bukan diri kita sendiri yang akan menilai kita baik, orang lain. Media sosial, mesin pencari dan masih banyak lagi yang akan menilai diri kita. Sebelum jadi sesuatu yang salah, membangun reputasi online dari sekarang adalah langkah baik.

Yuk, bangun reputasi online dengan sisi positif dan prestasi yang membanggakan. Boleh curhat, boleh galau tapi tetap saling menghormati kebebasan berpendapat. Tetap waspada, jujur, terbuka, jadilah aktif, konsisten, kreatif, dan tetaplah bangga.

Komentar

  1. keren mas bro, bisa nih artikelnya jadi materi seminar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup, terima kasih.
      Silahkan kalau mau digunakan :)

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh