Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Sering Terlambat Datang


[Artikel 51#, kategori futsal] Akhirnya futsal hari ini selesai (21/2). Tubuh sangat-sangat lelah karena seharian berada di luar kota. Futsal hari ini pun terlambat datang. Saat menenangkan diri di luar ruangan yang ditemani hujan, rekan futsal bertanya. Kok sekarang sering terlambat datang?

Mata saya memandang parkiran motor yang sedikit terlihat gelap. Tubuh saya bersandar dan kaki saya selonjorkan sambil menyeka keringat yang tak berhenti menetes.

Meski hanya main satu jam karena terlambat datang, ini sangat menguras tubuh dan pikiran. Lelah ini tidak berarti memang, tapi saya senang bahwa saya datang bermain.

Hari Jumat yang lebih sibuk

Pertanyaan rekan saya di awal paragraf hanya mampu saya jawab bahwa hari ini saya baru pulang dari luar kota mengikuti kegiatan Disporapar Jateng.

Akhir-akhir ini, banyak liputan jatuh hari Jumat. Saya juga tidak menyangka tahun ini begitu sibuk dan membuat rekan-rekan berpikir saya sering datang terlambat.

Padahal saya tetap menyempatkan datang. Melupakan rasa lelah, dan mengayuh pedal sepeda dari rumah menuju lapangan. Lelah yang double. Ditambah harus lagi mengeluarkan keringat di dalam lapangan.

Maafkan saya

Rekan-rekan saya mungkin sudah hapal bagaimana saya selalu datang lebih awal. Bahkan saya pernah datang setengah jam sebelum bermain.

Perasaan mereka melihat tahun ini tidak biasa yang saya lakukan itu wajar saja. Yang pasti, saya akan tetap berusaha datang dan bermain dengan mereka.

Maafkan saya bila itu menjadi kekhawatiran. Saya tidak dapat menolak saat pekerjaan datang dan bersenang-senang dengan aktivitas tersebut. Apalagi dibayar. Uangnya tentu juga untuk bayar iuran futsal.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh