Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Futsal Terakhir Tahun 2019


[Artikel 47#, kategori futsal] Jumat terakhir di bulan Desember jatuh pada tanggal 27 dengan hujan sebagai teman jalan. Apakah ini salam perpisahan untuk mengungkapkan betapa bersyukurnya tahun ini atau sekedar restu untuk terus berusaha lebih baik lagi.

Saya tidak akan melewatkan Jumat terakhir kali ini meski rumah sedang ramai. Sayangnya saat sudah di lapangan, jumlah pemain benar-benar pas. Hanya ada 2 pengganti dan sangat disayangkan, mas Adit harus keluar lapangan lebih awal.

Entah mimpi apa ia semalam. Niatnya menghadang bola sepakan, malah terjatuh dengan pijakan yang salah. Mau tidak mau, bengkak di kakinya memaksanya harus menjadi penonton kali ini.


Sampai jumpa tahun depan

Terdengar renyah diucapkan dan seolah sangat jauh (waktu). Padahal, tahun depan tinggal beberapa hari lagi. Hanya sebuah candaan saat diucapkan sebelum meninggalkan gedung futsal.

Tidak terasa, Januari 2020 besok adalah tahun kedua saya bersama mereka. Saya selalu berusaha tepat waktu ketika bermain dan bahkan datang paling awal.

Saat benar-benar tidak bisa bermain, saya begitu sedih. Kesenangan di lapangan, berteriak saat rekan mencetak gol, bertepuk tangan untuk kerja keras yang dilakukan adalah momen yang tidak ingin ditinggalkan.

Selamat tahun baru, kawan-kawan.
Kita kembali berjumpa tahun depan.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh