Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Futsal yang Sangat Menyenangkan


[Artikel 44#, kategori futsal] Jumat ketiga di bulan November, saya benar-benar puas dengan performa saya sendiri. Meski bukan posisi favorit, malah jadi kiper, saya banyak menggagalkan tendangan yang mengarah ke gawang. Salah satunya bahkan tidak kebobolan di akhir waktu permainan.

Tangan saya masih bergetar saat mengetik tulisan ini. Efek posisi kiper semalam terasanya sampai sekarang. Tidak cedera serius, hanya beberapa nyilu dibagian tangan kiri. Sedikit dipaksakan jadinya untuk bekerja hari ini.

Gairah yang tidak biasa

Satu jam sebelum datang ke lapangan, saya sudah menghabiskan minuman energi. Saya masih mencari formula untuk mengakali bagaimana cara mendapatkan manfaat dari meminum minuman energi.

Tiba di lapangan kemudian, suasananya benar-benar saya suka. Orang-orang sudah pada berdatangan. Itu artinya tidak perlu banyak menunggu pemain agar permainan dimulai. Animo dua minggu ini sangat luar biasa.

Tips untuk bermain yang pertama, kita harus datang lebih awal dan masuk lapangan. Karena orangnya banyak, kesempatan main pertama selalu saya dapatkan.

Sudah 3 minggu terakhir saya memulai permainan dari bawah mistar. Posisi kiper seolah-olah dikutuk. Tidak ada yang mau mengambil dan akhirnya saya juga yang mengorbankan diri.

Beberapa kali serangan lawan setelah permainan dimulai bisa saya patahkan. Wew, saya rasa kepercayaan diri saya sangat tinggi hari ini.

Namun juga, keegoisan saya yang sering ingin maju ke depan menjadi bumerang tersendiri saat saya gagal mengkonversi bola yang saya dapatkan malah jatuh di kaki lawan.

Berhasil gol indah dari gawang sendiri 

Saya pernah melihat gol dari penjaga gawang di Youtube ke gawang lawan. Bola yang berhasil ditangkap, langsung ditendang ke gawang dan gol.

Minggu lalu, saya tidak berhasil melakukannya dengan alasan langit-langit di tempat futsa ini terlalu pendek. Sulit menendang langsung dengan diameter tertentu.

Namun kali ini saya berhasil. Kiper lawan yang sudah maju, bolanya dengan sigap saya dapatkan saat ia menyerang. Gawangnya yang kosong tanpa menunggu waktu lama, langsung saya kirim bola yang tadi ditangkap dengan tendangan langsung yang masih saya pegang. Hei, saya berhasil akhirnya.

Tanpa kebobolan

Tubuh sudah terasa lelah meski hanya menjadi kiper. Beberapa rekan yang saya kasih tahu, selalu berkata karena saya begitu aktif selama menjadi kiper. Entahlah, mungkin mereka benar. Karena memang posisi saya bukanlah kiper sebenarnya. Ada naluri tersendiri yang ingin saya keluarkan.

Tinggal 15 menit waktu akhir untuk lapangan yang kami sewa. Pergantian tim seperti biasa dilakukan dan lagi-lagi, posisi kiper selalu kosong. Tidak ada yang mau mengisi. Bila ada pun, sudah waktunya giliran untuk diganti pemain lain.

Saya mendapatkan kesempatan akhir. Dan itu artinya saya bermain 3 kali menjadi kiper malam ini. Plus sebagai pemain biasa. Total ada 4 kali kesempatan bermain, mengingat jatah kesempatan hanya ada 3 biasanya.

Kesempatan menjadi kiper bukan tanpa sebab, rekan yang merasa lelah menyuruh saya menggantikannya. Dan saya tentu tidak menyia-nyiakan hal tersebut. Apalagi semangat dan rasa percaya diri saya hari ini begitu besar.

Waktu terus berjalan, beberapa kali kesempatan lawan mengirimkan bolanya ke gawang. Dari yang keras hingga yang biasa tanpa henti membuat tubuh saya terus bergerak.

Beruntunglah rekan sendiri di atas lapangan bisa memberi perlawanan dan bahkan membantai lawan. Itu karena lawan belum ada yang mencetak gol sama sekali. 

Dan suara microphone menggema yang memberitahukan bahwa lapangan yang kami gunakan sudah habis waktunya. Kaki saya menuju ke luar dengan perasaan sangat menyenangkan dari minggu-minggu sebelumnya.

...

Meski saya berposisi kiper, saya masih bisa mencetak gol. Yang perlu saya perbaiki di pekan berikutnya mungkin aktivitas saya yang ingin bergerak maju.

Beberapa pemain belum bisa mengantisipasi saat posisi saya kosong. Wajar karena mereka bukan kiper, tapi keberanian untuk berkorban masih kurang menurut saya.

Terima kasih, semuanya.
Sampai jumpa Jumat depan. 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh