Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Libur Kerja, Milih Tidur Seharian


[Artikel 22#, kategori Amir] Orang-orang yang punya tanggung jawab, saya pikir tidak akan melakukannya. Namun sebaliknya. Karena alasan keadaan, terkadang dibenarkan. Saya menunggu apa yang dilakukannya setelah ia mendapat libur dari aktivitas pekerjaannya.

Berangkat pagi, pulang malam, hampir setiap hari adalah rutinitas yang dilakukannya sekarang setelah sukses mendapatkan pekerjaan. Pekerjaan yang begitu mudah didapatkan bagi lulusan sarjana.

Dia begitu sibuk, sampai lupa ia tidak tinggal di rumah sendiri atau kamar kos. Kenyataannya seolah lupa daratan. Jiwa saya berontak, saya bukan pembantunya.

Ketika mendapat jatah libur, saya menunggu gebrakannya untuk menghargai ia bukanlah pemilik rumah yang menghargai filosofi dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.

Awal-awal masih diingatkan, ia melakukannya. Membersihkan rumah dan aktivitas lain. Semakin ke sini, ia melupakannya dan memilih tidur panjang.

Entah apakah dia mendadak lupa ingatan atau memang senang melupakan. Saya tahu bahwa orang ini di masa depan tidak akan baik bila belangnya ketahuan.

...

Saya diam, saya tidak peduli dan membiarkan. Banyak hal lebih berguna untuk dilakukan ketimbang memikirkan orang lain. Waktu jadi tidak terbuang dan tenaga masih banyak tersimpan.

Saya harap dia di masa depan tidak menyesal karena kelakuannya sendiri.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh