Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Libur Kerja, Milih Tidur Seharian


[Artikel 22#, kategori Amir] Orang-orang yang punya tanggung jawab, saya pikir tidak akan melakukannya. Namun sebaliknya. Karena alasan keadaan, terkadang dibenarkan. Saya menunggu apa yang dilakukannya setelah ia mendapat libur dari aktivitas pekerjaannya.

Berangkat pagi, pulang malam, hampir setiap hari adalah rutinitas yang dilakukannya sekarang setelah sukses mendapatkan pekerjaan. Pekerjaan yang begitu mudah didapatkan bagi lulusan sarjana.

Dia begitu sibuk, sampai lupa ia tidak tinggal di rumah sendiri atau kamar kos. Kenyataannya seolah lupa daratan. Jiwa saya berontak, saya bukan pembantunya.

Ketika mendapat jatah libur, saya menunggu gebrakannya untuk menghargai ia bukanlah pemilik rumah yang menghargai filosofi dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.

Awal-awal masih diingatkan, ia melakukannya. Membersihkan rumah dan aktivitas lain. Semakin ke sini, ia melupakannya dan memilih tidur panjang.

Entah apakah dia mendadak lupa ingatan atau memang senang melupakan. Saya tahu bahwa orang ini di masa depan tidak akan baik bila belangnya ketahuan.

...

Saya diam, saya tidak peduli dan membiarkan. Banyak hal lebih berguna untuk dilakukan ketimbang memikirkan orang lain. Waktu jadi tidak terbuang dan tenaga masih banyak tersimpan.

Saya harap dia di masa depan tidak menyesal karena kelakuannya sendiri.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Piala Usia U-23: Timnas Untuk Pertama Kalinya Kalahkan Korea Selatan