[Artikel 109#, kategori dotsemarang] Entah kenapa pemikiran gratisan yang saya pikir hanya ada di lingkungan mahasiswa tiba-tiba mendadak ke lingkungan perusahaan besar. Memang bukan tangan langsung perusahaannya, tapi ada tangan-tangan lain yang mencobanya. Dan saya langsung lesu bahwa itu bakal jadi budaya di masa depan.
Saya tidak bilang bahwa dotsemarang itu lebih besar atau juga lebih kecil diantara ekosistem yang berada di sekitarnya. Ekosistem yang saya maksud adalah diantara bloger, media online, influencer dan lainnya.
Nama besar yang sulit ditolak
Sebenarnya sih. Hanya saja saya ingin lebih dihargai dan tidak ingin mental gratisan yang nanti diberi akan terus berlanjut dengan alasan nama besar perusahaan atau sesuatu yang besar mengajak bekerja sama.
Saya sangat bangga bahwa dotsemarang dilirik untuk kerjasama sebuah acara di kota sendiri, Semarang. Bila mundur 5 tahun lalu, mungkin saya akan sulit menolak dan mengambil kesempatan besar tersebut.
Bayangkan, perusahaan yang saya maksud itu adalah televisi mengajak dotsemarang terlibat. Dan pengalaman sebelumnya juga dengan perusahaan televisi, membuat saya kapok.
Untuk sebuah kebanggaan dan branding, plakat dengan tulisan kerjasama atau penyebutan nama adalah keren. Tapi itu masa lalu. Sekarang, saya tidak butuh itu.
Mungkin yang lebih besar dari dotsemarang banyak dan mau diajak kerjasama secara cuma-cuma, tapi sekarang untuk dotsemarang saya punya standarnya sendiri.
Uang dan kebanggaan
Saya tidak bermaksud bahwa branding dotsemarang menjadi berbayar kesannya negatif. Bukan, bukan. Saya masih menomorkan sekian bila bicara uang untuk dotsemarang.
Kebangaan yang dibangun dengan branding tetaplah hal utama. Ini berpengaruh pada masa depan dan saya tidak ingin pengaruh di masa depan menjadi kabur.
Orang-orang datang ke dotsemarang menawarkan kerjasama secara cuma-cuma. Permintaannya bahkan lebih dari sekedar kerjasama biasa.
Saya harap dotsemarang yang dilihat sekarang adalah buah kerja keras saya membangunnya sejak tahun 2015 ketika memutuskan menjadi personal blog. Perjalanan dari tahun tersebut tidaklah mudah.
Banyak keringat, uang yang dipakai, pertemanan yang dilepaskan dan hal lainnya demi menjaga nama dotsemarang terus berkibar hingga sekarang.
Layaknya manusia yang butuh makan dan minum, dotsemarang pun demikian. Bagaimana bisa semua saluran yang dibangun digunakan secara cuma-cuma, lalu disuruh pula untuk datang dengan jarak yang lumayan jauh dan masih cuma-cuma. Alias gratis.
...
Menjadi besar buat saya itu sangat mudah. Kuncinya salah satunya adalah konsisten. Namun tujuan besar itu bukan tentang betapa baiknya apa yang sudah saya lakukan atau dotsemarang hasilkan.
Saya ingin terus dotsemarang ada, salah satunya dengan cara terus bertahan. Bertahan, perlu sesuatu yang berhubungan dengan biaya. dotsemarang bukan mengemis, atau lembaga sosial.
Dotsemarang adalah personal blog yang menghasilkan konten dari aktivitas berpikir, analisa, karya, manajamen waktu, fisik yang kuat dan lainnya.
Saya harap, tidak lagi kedatangan proposal kerjasama yang meminta pengertian bahwa kerjsama seperti itulah adanya. Apakah saya begitu sombong hari ini?
Artikel terkait :
Komentar
Posting Komentar