Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Podcast dotsemarang


[Artikel 107#, kategori dotsemarang] Salah satu alasan saya akhirnya mencoba mengikuti tren Podcast adalah file audio wawancara yang tersimpan di ponsel rupanya sangat banyak. Saya memulainya dengan cara membagikan file-file audio tersebut, apakah itu menarik?

dotsemarang merambah saluran audio, Podcast, tidak dengan seperti orang kebanyakan yang menggunakan alat-alat yang profesional atau khusus merekam. Saya hanya bermodal rekaman via ponsel.

Saya tahu bahwa mengemas konten dengan suara berarti menambah pekerjaan semakin banyak. Bukan saja harus bekerja keras, beban aktivitas untuk mengelolanya juga sangat banyak.

Lebih baik digunakan 

Saya memiliki banyak file rekaman saat menghadiri sebuah acara. Rekaman tersebut diambil pada saat diskusi, talkshow hingga saat wawancara. Tanpa sadar, rekaman audio itu menumpuk. Dan besaran filenya hampir 2GB.

Ketimbang dibuang begitu saja (hapus), mengapa tidak digunakan saja saat bumingnya orang-orang mendengarkan Podcast akhir-akhir ini.

Aplikasi Anchor

Saat itu juga, saya menemukan aplikasi Anchor yang bisa diunduh lewat Play Store. Kesederhanaan adalah bagaimana akhirnya saya bertahan untuk mencoba aplikasi tersebut.

Beberapa fitur menarik juga mencuri perhatian saya. Seperti fitur tambahan audio yang dapat dikolaborasikan. Dan yang paling penting, Anchor menerima file sudah jadi tanpa harus membuat yang baru.

Memang fitur merekam langsung tersedia di aplikasi, tapi saat ini Saya belum berminat. Masih mencoba-coba dulu. Silahkan kunjungi halaman Podcast dotsemarang di sini.

Distribusi Podcast

Baru dua konten yang saya bagikan di Anchor. Yang menarik dari pengalaman menggunakan aplikasi ini adalah konten audio, salah satunya di distribusikan ke platform lainnya.

File audio dotsemarang oleh Anchor di distribusikan ke beberapa kanal seperti
Entah gimana maksudnya Anchor melakukan pendistribusian ke beberapa platform. Tapi saya senang dengan kemampuan tersebut. Dan ini juga menambah semangat saya untuk kembali mengupload file audio lainnya.

Fitur embed atau tanam

Dari sekian pengalaman membuat Podcast ini, yang paling saya suka adalah fitur Anchor yang dapat disematkan. Jadi file rekaman yang sudah diupload ke Anchor, bisa ditanam atau embed di blog.

Sebagai pendukung konten di halaman blog, cara kerjanya sama seperti saat menaruh video Youtube ke blog. Fitur ini memperkaya konten dari blog dotsemarang dan sebagai pelengkap informasi tentunya.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

Mengenal Istilah Jam Kerja Hotel; Split atau Double Shift