Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Jenjang Karir


[Artikel 7#, kategori hotel] Beberapa tahun belakangan saya sangat akrab dengan bagian pemasar hotel. Suatu pemandangan yang bagus untuk langkah ngeblog saya pikir waktu itu. Seiring waktu, saya sadar bahwa hubungan yang dijalin hanyalah sisi lain yang berguna untuk dunia pemasaran atau marketing saja.

Sebelum saya bisa masuk dalam dunia perhotelan lewat jalur blog, saya tak pernah memikirkan akan menjadikannya bukan sekedar sebuah konten, tapi hubungan akrab layaknya pertemanan.

Menikmati pemandangan kota dari ketinggian, makanan yang lezat-lezat atau diajak melihat ruangan kamar. Beberapa teman bloger malah ada yang menginap karena mendapatkan doorprize.

Kemewahan yang hanya dirasakan oleh para pemilik blog pada waktu itu. Dan dotsemarang adalah salah satu diantara para pemilik blog yang terlibat di Kota Semarang

Bukan sekedar konten

Saya tahu ini terdengar mudah dan membuat iri. Bila membandingkan dengan ulasan para pemilik blog lain, tulisan saya pastinya tidak ada apa-apanya. Terdengar merendah, tapi itulah kenyataannya.

Fokus saya memang konten, maka ajakan datang ke hotel dalam rangka kampanye promosi hingga launching, selalu saya sanggupi. Baik bersama sesama pemilik blog maupun rekan-rekan media.

Beberapa kali diundang, saya seperti tamu VIP. Dihormati dan dilayani yang tak mungkin saya dapatkan bila sekedar menginap. Dan paling penting adalah hubungan yang terjalin dari seseorang yang mengundang. Ya, bagian pemasar atau marketing.

Kami jadi akrab dan sering berbagi informasi yang tentunya dari hotel. Saya tak ragu merekomendasikan nama-nama pemilik blog di Semarang saat membutuhkan orang lebih banyak. Bantuan yang saya tawarkan lebih karena hubungan baik yang terjalin.

Jenjang karir 

Tahun 2019, bulan madu saya tentang menjadi tamu vip sudah berakhir. Beberapa orang yang sering mengundang sudah tidak bekerja di hotel lagi. Alias pindah. Ada yang cuma beda hotel tapi satu kota, ada juga yang pindah kota.

Ada perasaan menghilang tentunya. Namun yang paling berdampak adalah putusnya hubungan dari hotel karena orang berikutnya yang menggantikan terkadang tidak mengetahui bagaimana pentingnya bloger. Apa mungkin saya saja yang berpikir bloger itu penting?

Saya tahu setiap manusia memiliki sebuah langkah untuk menjadi lebih baik. Maka tak heran, salah satu alasan orang-orang yang pindah ke tempat yang lain (hotel juga) karena menginginkan jenjang karir yang lebih baik.

Apakah karena tawaran gaji yang lebih besar, tantangan yang sudah tidak menarik lagi, atau jabatan yang lebih tinggi. Saya mendoakan mereka agar sukses di tempat baru.

...

Menjadi tamu vip tentu menyenangkan. Tapi ketahuilah, beberapa kali datang saya tak pernah dibayar dalam bentuk rupiah. Jadi jangan berpikir bahwa mendapatkan undangan ke hotel akan menambah pundi-pundi sekedar akses pulsa internet sebulan. Apakah saya kecewa, tidak.

Hubungan yang terjalin baik adalah harga mahal yang saya bisa banggakan untuk memberikan nilai yang bisa saya dapatkan. Tentu itu dengan senang hati saya membawanya ke blog.

Ketika saya ingin bertemu salah satu orang hotel yang saya kenal, saya baru dikasih tahu bahwa ia sudah pindah. Di situ saya merasa kehilangan akses dan hubungan yang sangat penting. Dampaknya, tidak mungkin lagi saya akan datang sekedar mengejar konten.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh