Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

1 Tahun dari Sekarang


Ketika diberitahu soal waktu 1 tahun dari sekarang, sepertinya saya harus sudah ancang-ancang dari sekarang. Setahun itu sangat cepat menurut saya. Dan saya berharap tidak terlambat karenanya.

Kalimat ini diutarakan dari salah satu adik pemilik rumah yang berencana melanjutkan kuliah. Semacam S2 bahasanya. Keputusan yang tidak mudah namun pilihan untuk lebih baik.

Apa yang terjadi setahun kemudian?

Pastinya saya tidak tahu. Namun buat saya di masa depan saat membaca ini kelak, saya sedang menulis setelah isya di depan laptop dengan lampu meja belajar yang menyala.

Semoga saat membaca ini, saya tidak melakukan hal yang sama seperti saat tulisan ini jadi. Apakah saya masih berada di Semarang atau sedang ada acara di luar kota? Entahlah.

Yang saya pikirkan

Saya berharap punya tabungan dan kalau bisa, menikah tahun depan. Soal tabungan tentu saja harap-harap cemas karena memilih profesi sebagai bloger (tanpa adsen), tidak mudah memiliki penghasilan tetap.

Sedangkan menikah, sudah seharusnya dengan umur tahun depan yang bakal menginjak 34 tahun. Di umur segitu, sudah sulit rasanya memilih. Syukur ada yang mau dan itu sesuai kriteria.

Dan juga, saya harap masih bertahan di Semarang. Kalau bisa punya rumah sendiri meski kecil atau kontrak kalau terpaksa nyicil. Selama ini selalu mengurusin rumah keluarga dan tentu tidak mungkin selamanya berada di sana.

...

Satu tahun dari sekarang, saya berharap memiliki kekuatan. Kekuatan finansial, kekuatan menjaga kondisi tubuh agar terus sehat, kekuatan mengatur keuangan dan kekuatan dalam hubungan asmara.

Selamat datang di halaman ini buat diri saya di masa depan (1 tahun kemudian).

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya