Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Sepatu Legenda


[Artikel #62, kategori catatan] Juli 2019, sepatu ini lagi-lagi terbang ke Jakarta untuk acara ASUS. Jangan berpikir berlebihan terbang itu gimana. Hanya sebuah ungkapan bagaimana sepatu ini menjadi legenda.

Saya ingin mengenang sepatu ini sebelum nantinya benar-benar rusak. Ya, ini sebenarnya sudah sedikit robek dibagian belakangnya. Tapi saya tetap bertahan untuk sekarang.

September 2016

Waktu itu ada acara ASUS di Bali untuk launching Zenfone 3. Salah satu aktivitasnya adalah permainan mencari sesuatu yang mau tidak mau menggunakan pakaian santai dan sepatu aktivitas (olah raga).

Terpaksa karena tidak mungkin pinjam yang sebelumnya sudah pinjam, eh hilang. Dan karena memang tidak punya sepatu waktu itu, saya akhirnya membelinya. Barang KW, begitu dikenali oleh salah satu jurnalis saat kami satu tujuan waktu itu. 

Saya tak menyangka bahwa sepatu itu jadi perhatiannya saat saya memakainya. Karena brand sepatunya mungkin. Waktu membeli, saya hanya memikirkan harga dan betapa nyamannya di kaki.

Juli 2019

Tiga tahun berlalu, sepatu ini mulai sobek-sobek bagian belakangnya. Saya tidak menduga bahwa bagian belakangnya yang malah rusak duluan. Meski berharap terus tahan, biasanya rusak ada pada bagian depan.

Sepatu ini adalah satu-satunya yang saya gunakan, baik acara formal mau pun non formal. Tapi bukan juga untuk acara pernikahan saya gunakan. Beberapa acara di hotel yang berisi pejabat, saya tetap menggunakannya dengan balutan pakaian santai (kaos dan jaket).

Banyak kenangan yang saya lewati bersama sepatu ini. Bahkan berkencan dengan mantan saya pun menggunakan sepatu ini. Bila sepatu ini adalah seorang wanita, mungkin saya juga ditinggalin karena tidak mampu merawatnya.

Tiga tahun berlalu, apakah tidak ingin menggantinya? Apakah itu juga sebuah ungkapan kesetiaan dibalik kantong kering yang melihat kepentingan lain lebih baik digunakan untuk itu.

Harapan mengganti sepatu baru tentu juga ada. Saya tahu ini memalukan dilihat orang-orang, apalagi yang sering bertemu. Tapi rasa nyaman dan kebiasaan adalah yang lebih penting di sini.

Menjadi sepatu legenda

Suatu hari saat akhirnya saya memiliki sepatu baru, sepatu ini akan saya jadikan legenda. Sepatu yang bukan saja teman dalam segala aktivitas, tapi juga nilai-nilai dan kenangan yang digunakan.

Andai saya punya museum pribadi, mungkin saja saya akan mengabadikannya. Hanya sebuah pikiran, tak perlu dipahami begitu jelas. 

...

Ketika kekurangan membuat kita tidak percaya diri, saya tahu bahwa satu-satunya yang membuat kita kuat adalah nilai kesetiaan. Ya, itu patut dibanggakan. 

Hari ini, esok dan masa depan, cobalah bertahan dan lakukan yang terbaik.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Kembali ke Jogja: Pulang

Mengenal Istilah Jam Kerja Hotel; Split atau Double Shift