Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Membangun Mood Menulis di Hari Senin


[Artikel 48#, kategori blog] Ini bukan iklan atau endors. Saya hanya sedang mencoba melakukan sesuatu hal yang dapat membangun mood menulis saya. Masalahnya sebenarnya karena ini bukan waktu menulis terbaik saya, tapi pikiran mengatakan harus menulis. Yang terjadi, tubuh bergerak (depan laptop), tapi pikiran entah ke mana-mana.

Pernahkah kamu makan mie bungkus tanpa dimasak? Bila pernah, berarti kita sama. Ini adalah pilihan yang saya ambil malam ini bersama minuman isotonik yang harganya buat hati senang. Mumpung promo, harga minumannya kurang dari 3 ribu rupiah.

Mengapa tidak minum kopi saja?

Jatah ngopi hari ini sudah mentok. Dua gelas terakhir yang saya minum bahkan tak mempan dengan mood buruk yang melanda hari ini.

Memaksakan takutnya tidak berpengaruh apa-apa. Malah yang ada kesehatan saya terganggu. Saya harus tidur cepat sebelum jam 8 malam pokoknya.

Apakah baik dicoba?

Saya tak perlu menyebutkan merek apa pada bungkus mie tersebut dan nama minumannya. Ada di gambar, jadi tebak sendiri saja.

Mie goreng ini dimakan tanpa dimasak. Jangan berpikir jauh tentang kesehatan dulu, kita fokus dengan tema yang saya tulis. Saya suka mie ini karena kecap dan sausnya yang ada rasa pedasnya.

Cara menikmatinya adalah dengan menggunakan sumpit. Hancuran mie yang dicampur dengan bumbu dan kecap serta saos tersebut menjadi cemilan yang gurih dan nikmat.

Seharusnya saya hanya minum isotonik ini saja saat memutuskan bagaimana cara membangun mood tanpa kopi. Pilihannya ada cokelat atau kue bandung. Itu nikmat sekali. Dan berhenti berpikir ketika melihat isi dompet yang berharap tidak terus hilang isinya.

Minuman isotonik ini dipilih bukan hanya soal harganya yang relatif terjangkau, fungsinya tentu sangat baik karena minuman isotonik.

Setelah menkonsumsi keduanya, lumayan mood jadi lebih baik. Buktinya tulisan ini akhirnya jadi. Sebelum mengkonsumsi keduanya, jangankan mengetik, buka halaman saja dibiarkan nyala laptopnya.

...

Postingan ini akhirnya jadi, meski harapannya bukan ini yang ingin ditulis. Ini hanyalah sebuah tips, kalau tidak menarik, jangan diikuti. Kamu mungkin punya cara agar mood jadi lebih baik. Bila punya, saya ingin mendengarkannya.

Selamat hari Senin!

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Kembali ke Jogja: Pulang

Mengenal Istilah Jam Kerja Hotel; Split atau Double Shift