Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Kopi Darat Bloger Pertengahan Tahun 2019 di Jakarta


[Artikel 10#, kategori ASUS] Selalu menyenangkan dapat bertemu satu sama lain, apalagi berbeda kota tempat tinggal. Meski berdalih silaturahmi, kopdar beberapa tahun ini memang tujuan utamanya berbeda dengan awal-awal saat dotsemarang berkomunitas. 

Juli 2019, bulan yang tidak patut dikenang namun punya tanggal istimewa kembali membawa saya terbang ke Ibu Kota. Ya, Jakarta. Acara ASUS Indonesia seperti biasa.

Pergi ke Jakarta dan menginap di hotel yang sama, seakan pulang kampung bagi kami semua yang sudah duduk manis di dalam bus. Maklum saja, saking seringnya pergi ke sini dengan acara serupa. 

Ya, saya beruntung ada di dalam bagian komunitas bloger yang dibuat ASUS ini. 

Dibalik sebuah tujuan utama

Sebagai bloger yang hidup di era sekarang yang mengagung-agungkan sebutan konten kreator hingga buzzer, saya datang ke Jakarta memang untuk bekerja dengan istilah tersebut.

Saya dan lainnya memang punya tugas berbicara lebih banyak dari hari biasanya. ASUS punya gawe, maka buat yang memahami kami berkumpul tentu saja bakal sedikit terganggu dengan media sosial beberapa hari ke depannya.

Tentu itu buat sebagian menjadi iri, tapi disatu sisi lain, dibalik tujuan meramaikan media sosial adalah sebuah pertemuan.

Saya tahu, kami berkumpul karena ASUS. Tanpa perusahaan seperti ini, mungkin kami tidak akan ada pernah bertemu. Menunggu acara khusus untuk bloger seperti dulu rasanya sudah niscaya. Bila ada, mungkin berpikir dua kali.

Saya banyak bercanda dan tertawa saat bertemu mereka. Beberapa orang kadang memiliki watak yang berbeda saat berada di dalam grup dan saat bertemu offline. Namun tetap saja, kami sudah saling kenal satu sama lain.

Tentu tidak semua dapat hadir. Ada batasan kuota sebenarnya dari pihak ASUS untuk dapat pergi ke Jakarta. Yang membuat saya menganggap mereka keren adalah ketika mereka mengambil cuti pekerjaan.

Saat semua tiba pagi hingga sore hari, ada yang baru sampai malam hari dan esoknya langsung meramaikan jagad maya. Dan subuhnya, langsung balik. Itu luar biasa. Saya jadi ingat tentang diri saya di masa lalu dengan sebutan blonek (bloger nekat).

Ada pula bloger yang dari rumahnya harus pergi lebih awal dari keberangkatan pesawat yang dinaikinya. Maklum dari Kota tempat tinggal dengan bandara jaraknya cukup jauh. Dan lagi-lagi, saya dibuat takjub dengan kekuatan orang-orang seperti ini.

Kehangatan 

Ada sebuah ritual saat hari pertama tiba sebelum esok harinya bekerja. Kami berkumpul di dalam satu ruangan yang disambut orang-orang ASUS. Kehangatan yang dapat saya rasakan memang ada di sini.

Namun sesungguhnya kehangatan itu ada setelah pertemuan malam tersebut. Kami kembali berkumpul di dalam kamar salah satu bloger. Berbagi cerita lewat oleh-oleh yang dibawa dari kota asal.

Paling ujung barat, ada bloger yang datang dari ACEH. Sedangkan ujung timur, ada dari bloger Makassar. Meski si bloger sebenarnya sedang ada di Jawa juga.

Kami menyantap setiap makanan, berbincang tentang hal tidak penting dan berfoto untuk terlihat bahwa kami sedang bersama.

Saya tahu siang selalu berganti malam dan seterusnya. Foto membuat kenangan menjadi abadi dari waktu ke waktu, sedangkan tawa membuat semua merasakan kehangatan yang sudah hilang karna belum bertemu beberapa bulan.

Sekarang, sambil membuka mata melihat langit Ibu Kota, pagi sudah menjelang. Waktunya bekerja dengan sekuat tenaga. Saya harus menghargai undangan yang dipercayakan kepada saya. Karena tidak semua mendapatkan kesempatan.


Kini, mari tunggu kopdar berikutnya. Kira-kira butuh beberapa lama untuk dapat kembali bertemu? Untuk acara ASUS di Jakarta, kamu bisa lihat di blog dotsemarang di sini.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh