Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Jakarta di Akhir Tahun 2018


Acara Asus kedua tahun ini yang saya hadiri, setelah sebelumnya bulan April di tahun yang sama saat acara launching Zenfone Max Pro M1. Kini saya kembali datang ke Jakarta di bulan terakhir tahun 2018.

Tanggal 10, 11 dan 12 adalah waktu saya berada di Jakarta. Tiga hari dua malam. Hari pertama, kedatangan saya disambut hujan dan pulangnya pun juga sama. Perasaan waswas tentu saja menyelimuti pikiran ketika berada di udara. Tapi karena saya yakin, pesawatnya Garuda Indonesia, maka pikiran aneh-aneh tidak menjalar kemana-mana.

Kopdar Akbar akhir tahun

Saya senang bisa bertemu dengan rekan-rekan bloger seluruh Indonesia akhir tahun ini. Seperti acara bloger yang pernah saya ikuti, Pesta Blogger, On Off dan Blogger Nusantara, saya merasakan itu.

Apalagi kehadiran 80 bloger yang diajak salah satu member Blus yang sebagian besar berasal dari Jakarta. Saya tidak sabar bertemu dengan mereka saat hari H, tanggal 11 desember. Ini berarti bila digabung dengan Blus, maka ada 100 lebih bloger yang hadir.

Kenyataannya, tidak seperti apa yang saya pikirkan seperti acara yang saya sebut di atas. Terlalu sibuk dengan tujuan mengapa datang ke Jakarta. Tapi tetap bersyukur, beberapa bloger yang saya kenal lama bisa menyapa mereka. Meski tidak ada foto bersama mereka seperti bloger lainnya.

Brand yang mempersatukan

Satu hal yang menjadi perhatian semenjak bergabung menjadi bloger Asus adalah banyak brand turut andil mempersatukan para bloger. Dibalik persatuan itu, memang ada tujuan khusus yang tak perlu saya jelaskan dalam hal pemasaran.

Saya menantikan tahun 2019, apakah ada pihak bloger atau komunitas yang bisa menyaingi keberadaan brand seperti yang dulu dilakukan. Tahun politik bakal menjadi tantangan. Dan saya juga rasanya sulit keluar kota bila tidak ada kepentingan.

Reuni


Bagi saya, pergi ke Jakarta bukan sekedar mendapatkan kerinduan teman-teman bloger dan acara utama, launching produk dari Asus.

Tapi tentang sebuah reuni, ketawa-ketiwi. Berjalan bersama meski saya pasti tidak akan ambil bagian menikmati malam di Ibu Kota. Setidaknya, rasa itu bisa melihat orang-orang yang selalu aktif hanya di grup WA, media sosial dan lainnya.

Pulang hanya berdua

Kali ini, saya tidak pulang seperti formasi awal saat berangkat. Mbak Dewi dan Mbak Unik masih stay di Jakarta. Kalau nggak salah, mereka ke Bogor.

Saat pulang, saya bersama mbak Norma yang berasal dari Pekalongan. Dia mendapatkan pengalaman pertamanya datang ke acara launching Asus. Beruntung sekali pikir saya karena mendapatkan kesempatan ketika sebagian besar bloger Asus ada yang tidak ikutan. Sayangnya, beruntung itu bukan sesuatu yang bisa dibanggakan.

...

Asus mengenalkan smartphone-nya kali ini tidak hanya dua, tapi tiga. Zenfone Max Pro M2 yang meneruskan generasi pertamanya digadang menjadi era baru dalam dunia smartphone gaming tanah air. Tentu saja, kuatnya branding Rog Phone juga salah satu alasannya.

Saya tidak tahu bagaimana datang ke Jakarta rasanya bisa menyenangkan. Padahal, banyak waktu yang terjadwal biasanya terpotong-potong yang mempengaruhi performa seperti biasanya.

Tenaga yang banyak terkuras memang memeras tubuh untuk bekerja keras. Menunggu, antri, ketidakpastian adalah risiko yang harus ditanggung diri sendiri.

Padahal sebagian mata memandang apa yang dilakukan itu sangat menyenangkan. Yah, memang menyenangkan namun juga penuh perjuangan.

Pada akhirnya ini adalah sejarah yang perlu saya catat dan abadikan.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

Deserving of the Name, Drama Korea Tentang Dokter Modern dan Dokter Oriental (Akupuntur)