Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Pengumuman Futsal Libur Jumat Depan (Libura Tahun Baru)


[Artikel 23#, kategori futsal] Jumat, pekan ketiga bulan Desember. Pengumuman penting yang sebenarnya tak rela tapi harus dihormati. Mengingat para pemain ada yang libur karena menyambut pergantian tahun. Orang-orang pada mudik akhirnya.

Saya tidak kemana-mana, masih tetap di Semarang, makanya ketika ada jatah libur dari aktivitas itu rasanya sepi. Futsal dalam setahun ini sudah menjadi rutinitas yang tak tergantikan. Makanya saya sangat sedih ketika harus libur, baik tak terduga karena acara maupun hal lainnya.

Tidak main dari menit pertama

Beberapa jam sebelum main futsal jumat ini (21/12), saya masih berada di Beer House. Tempat yang baru buka di daerah Singosari ini mengadakan grand opening. Saya hadir untuk mengikuti acara yang dihadiri awak media dan bloger.

Waktu yang terus berjalan, membuat saya gelisah. Apakah pergi sekarang atau tidak, pikir saya saat jam sudah menunjukkan setengah 7 lewat. Bila melihat perkiraan, jarak tempuh menggunakan sepeda, saya pasti telat. Jam bermain futsal biasanya jam 7 malam.

Dan benar saja. Seharusnya saya membawa peralatan futsal biar langsung menuju lapangan. Tapi sayang itu tidak dilakukan. Terpaksa saya harus pulang dahulu.

Meski belum bermain, saya bersyukur pemain yang berdatangan sudah banyak dan lebih dari cukup. Beberapa minggu ini, banyak pemain yang tidak datang. Ini sesuatu rasanya, meski akhirnya saya tidak main dari menit pertama saat dimulai.

Ya, saya biasanya akan bermain di menit pertama. Sebelum bermain, saya paling semangat pemanasan. Namun baru kali ini saya telat dan tidak main diawal.

Pengumuman libur

Jumat ini ada kejadian sedikit yang menguras emosi antar pemain. Permasalahannya bukan di lapangan tapi soal botol minuman.

Saya tidak menggubris suasana tersebut, mengingat tubuh saya sangat lelah setelah menyelesaikan giliran bermain. Yang jelas, saya mendengar suara itu lebih kencang dari biasanya. Apakah orang yang ramah dan mudah tersenyum mudah marah?

Syukurlah itu mudah teratasi. Hanya karena capek saja, kejadian itu bisa terjadi. Setelah itu semua kembali normal dan terus bermain dengan senang.

Jam 9, pertanda bunyi sewa lapangan berakhir. Pekan ini, saya mencetak banyak gol. Saya sangat senang dengan pencapaian pribadi saya kali ini.

Setelah mengemasi barang-barang untuk dibawa keluar lapangan, beberapa saat kemudian sebuah pengumuman diberitahukan. Ya, kami harus libur satu pekan. Jumat berikutnya, tahun 2019, kami kembali lagi pastinya.

Beberapa pemain yang memang banyak dari luar Semarang akan pulang ke kota asal masing-masing. Untuk diketahui, para pemain futsal yang saya ikuti ini kebanyakan para pekerja yang tinggal sementara di Semarang. Tak heran, si bos atau pimpinan futsal kami meliburkan.

Selamat tahun baru dan selamat hari natal buat rekan-rekan futsal yang merayakan. Dan kamu juga tentunya.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya