Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Pengumuman Futsal Libur Jumat Depan (Libura Tahun Baru)


[Artikel 23#, kategori futsal] Jumat, pekan ketiga bulan Desember. Pengumuman penting yang sebenarnya tak rela tapi harus dihormati. Mengingat para pemain ada yang libur karena menyambut pergantian tahun. Orang-orang pada mudik akhirnya.

Saya tidak kemana-mana, masih tetap di Semarang, makanya ketika ada jatah libur dari aktivitas itu rasanya sepi. Futsal dalam setahun ini sudah menjadi rutinitas yang tak tergantikan. Makanya saya sangat sedih ketika harus libur, baik tak terduga karena acara maupun hal lainnya.

Tidak main dari menit pertama

Beberapa jam sebelum main futsal jumat ini (21/12), saya masih berada di Beer House. Tempat yang baru buka di daerah Singosari ini mengadakan grand opening. Saya hadir untuk mengikuti acara yang dihadiri awak media dan bloger.

Waktu yang terus berjalan, membuat saya gelisah. Apakah pergi sekarang atau tidak, pikir saya saat jam sudah menunjukkan setengah 7 lewat. Bila melihat perkiraan, jarak tempuh menggunakan sepeda, saya pasti telat. Jam bermain futsal biasanya jam 7 malam.

Dan benar saja. Seharusnya saya membawa peralatan futsal biar langsung menuju lapangan. Tapi sayang itu tidak dilakukan. Terpaksa saya harus pulang dahulu.

Meski belum bermain, saya bersyukur pemain yang berdatangan sudah banyak dan lebih dari cukup. Beberapa minggu ini, banyak pemain yang tidak datang. Ini sesuatu rasanya, meski akhirnya saya tidak main dari menit pertama saat dimulai.

Ya, saya biasanya akan bermain di menit pertama. Sebelum bermain, saya paling semangat pemanasan. Namun baru kali ini saya telat dan tidak main diawal.

Pengumuman libur

Jumat ini ada kejadian sedikit yang menguras emosi antar pemain. Permasalahannya bukan di lapangan tapi soal botol minuman.

Saya tidak menggubris suasana tersebut, mengingat tubuh saya sangat lelah setelah menyelesaikan giliran bermain. Yang jelas, saya mendengar suara itu lebih kencang dari biasanya. Apakah orang yang ramah dan mudah tersenyum mudah marah?

Syukurlah itu mudah teratasi. Hanya karena capek saja, kejadian itu bisa terjadi. Setelah itu semua kembali normal dan terus bermain dengan senang.

Jam 9, pertanda bunyi sewa lapangan berakhir. Pekan ini, saya mencetak banyak gol. Saya sangat senang dengan pencapaian pribadi saya kali ini.

Setelah mengemasi barang-barang untuk dibawa keluar lapangan, beberapa saat kemudian sebuah pengumuman diberitahukan. Ya, kami harus libur satu pekan. Jumat berikutnya, tahun 2019, kami kembali lagi pastinya.

Beberapa pemain yang memang banyak dari luar Semarang akan pulang ke kota asal masing-masing. Untuk diketahui, para pemain futsal yang saya ikuti ini kebanyakan para pekerja yang tinggal sementara di Semarang. Tak heran, si bos atau pimpinan futsal kami meliburkan.

Selamat tahun baru dan selamat hari natal buat rekan-rekan futsal yang merayakan. Dan kamu juga tentunya.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh