Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Istri yang Bangun Pagi Hari


[Artikel 10#, kategori rumah tangga] Ruangan yang sunyi setelah mentari tiba, terdengar sedikit berisik. Langkah kaki silih berganti seolah menari dalam kesepian. Pagi ini, membayangkan seorang istri yang bangun pagi hari dengan masih mengenakan pakaian tidur. Dia begitu seksi di sana.

Ini hanyalah imajinasi saya saja tentang istri masa depan yang mau hidup bersama saya. Sungguh sangat menyenangkan membayangkan itu semua. Entah siapa yang duluan bangun, pastinya saya bila tetap konsisten bangun dini hari.

Istri yang bertanggung jawab

Harapan hanyalah harapan, karena tidak semua orang dapat memenuhi harapan tersebut. Tapi saya tetap percaya, istri yang bangun pagi hari adalah istri yang bertanggung jawab.

Di mana pun ia berada, ia mengetahui tugasnya setelah menjadi istri. Tak peduli kondisinya, pagi adalah medan perangnya. Tak boleh diganggu dan malah berharap si suami ada membantunya.

Kamu paling cantik

Melihat wanita cantik dan manja rasanya sudah biasa. Apakah ia tak menguasai dapur atau malah harus belajar banyak, seorang istri yang sudah bangun pagi hari saya yakin 'kamu paling cantik'.

Rambutnya yang diikat tanpa wajah make up, memamerkan leher jenjang yang membuat tegang. Indah...sekali.

Keringat karena cuaca meski tidak banyak bekerja keras, terlihat dari atas bibirnya yang merekah merah. Wangi tubuhnya yang khas yang hanya bisa dirasakan suami, mampu mengalahkan aroma masakan yang sudah ada di meja.

Berharap aku di sana

Membayangkan hal-hal indah dan eksotis, membuat saya berharap ada di sana. Apakah umur pernikahan masih baru atau lama, menjaga romantisme yang tidak mudah tetap harus diperlukan.

Bila pagi adalah medan perangmu, maka siang adalah medanmu bermanja ria. Di sana, aku tak ingin mengganggu karena aku tahu kamu butuh itu.

...

Ketika kamu masih terlelap di pagi hari, aku sekali ingin membangunkanmu dan mengecup keningmu. Tapi nanti kamu terbangun dan kamu pergi meninggalkan kehangatan yang ingin aku inginkan.

Ya, bangunlah. Buatkan kopi untukku. Aku tidak menyuruhmu untuk membuatmu marah. Karena marahmu adalah kecantikan yang mengalahkan segelas kopi yang kamu seduh.

Pria kadang menguji pasanganya hingga membuat kesal. Bukan karena mereka memang tidak suka, amarahmu dan sinismu bagi mereka (pria) adalah gairah tersendiri.

*Saya belum menikah.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Pulang Pergi ke Hotel The Wujil Resort & Conventions

Halo, Juli 2025: Titik Nol dan Harapan Baru