Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Jalebi, Film India Tentang Indahnya Cinta Bila Bisa Melepaskannya


[Artikel 18#, kategori Bollywood] Ada rasa amarah dan getir saat menonton film ini. Apalagi saya jatuh cinta pada aktrisnya, Rhea Chakraborty, yang akhirnya membuat saya memutuskan menonton setelah hanya terpapar lagu-lagu indahnya di kanal Youtube. Film genre drama asmara ini berdurasi 1 jam 52 menit .

Suara Arijit Singh yang menjadi pengisi salah satu lagu film Jalebi memang sangat nyaman ditelinga. Merdu dan kadang ikut terbawa suasana dari gambar pengisi lagunya itu sendiri.

Berlatar di dalam Kereta Api

Sukses terbuai video musiknya di Youtube tak serta merta harapan di awal menyaksikan film ini sesuai perkiraan. Film ini membosankan! Penonton langsung dibawa permasalahan dan bisa ditebak, alurnya dibawa maju mundur.

Apasih! Saya pikir dengan kondisi si wanita yang frustasi dengan pernikahannya. Padahal dalam video trailer atapun musiknya, ia sangat bahagia. Ya, penonton harus benar-benar sabar menyelami tiap waktu film dari sutradara Pushpdeep Bhardhwaj ini.

Selama film berlangsung, hampir kebanyakan berlatar di dalam Kereta Api. Drama terjadi ketika Rhea Chakraborty yang berperan sebagai wanita utama, yakni Ayesha Pradhan, bertemu dengan wanita yang memiliki anak. Rupanya mereka adalah istri dan anak dari mantan suaminya yang dulu. Diperankan Varun Mitra sebagai Dev Mathur, tokoh pria utama.

Dari sini, waktu terus dimainkan. Saat waktu berjalan sekarang, Ayesha identik dengan rasa marah, benci, sedih dan pokoknya menangis terus. Ia terus mengingat masa lalu dan mengkhawatirkan apa yang terjadi selama ini bahwa mantan suaminya rupanya berbohong pernah mencintainya.

Sedangkan saat waktu mundur ke belakang, penonton diperlihatkan sebuah drama yang indah. Bagaimana awal pertemuan dan akhirnya mereka menikah. Drama cintanya dibalut dengan lagu, jadi tak perlu lama melihat mereka berpacaran.

Ketika wanita cantik berumur muda mengajak menikah

Sebagai pria, mendapatkan momen seperti ini tentu tidak akan berpikir dua kali. Bagaimana bisa menolak, wanita cantik dan masih berumur 21 tahun mengajak menikah. Selain rasa bangga memilikinya, tentu berharap masa depan yang indah.

Tapi kembali ke dalam film, hubungan indah yang sudah terjalin itu tidak mudah. Banyak godaannya, bahkan setelah mendengar si wanita hamil. Wanita muda masih memikirkan masa depannya dan ingin selalu bebas untuk mengejar impian.

Seorang pemandu, pekerjaan yang baik

Tokoh wanita utama diceritakan sebagai penulis. Saat memutuskan menikah karna sudah jatuh cinta, tawaran besar menantinya. Konflik mulai terjadi di sini.

Sedangkan tokoh pria utama, si suami, di awal adalah pria yang bekerja sebagai pemandu. Wajah gantengnya menghipnotis tiap wanita, termasuk calon wanitanya kelak.

Saya memikirkan tentang pekerjaan si pria yang dibawa ke dalam film ini. Apakah itu benar-benar ada? Bila ada, ini bagus dan itu pekerjaan yang baik.

Si pria memandu orang-orang yang ingin mengenal sebuah kawasan, perkampungan, yang memiliki nilai sejarah. Ia bukan pemandu museum atau tempat wisata. Lebih sejarah tentunya.

Ketika berpikir menjadi si wanita, saya sangat marah

Bagaimana tidak, si wanita cantik begitu dan si pria tidak mengerti. Malah memilih Ibunya ketimbang istrinya yang memang masih labil. 

Namun seiring durasi yang terus berkurang dari total keseluruhan, menjadikan diri dalam posisi si pria, saya sadar bahwa mencintai wanita yang cantik dan muda itu sulit. 

Hidup ini tidak hanya bicara cinta meski sudah menikah. Rasa bangga memiliki wanita cantik tidak serta merta membuat harga diri lebih tinggi, malah disuruh memilih. Ibu atau istri?

Melepaskannya

Si mantan suami, memiliki istri dan anak setelah beberapa tahun akhirnya ia kembali bertemu. Si wanita, belum bisa move on dari mantan suaminya. Rasa kesal dan marah bertahun-tahun karena terlalu besar mencintai lalu dibohongi sungguh membuatny frustasi.

Pertemuan di Kereta juga akhirnya yang dapat menyelesaikan saat akhirnya keduanya berbicara. Kebenaran yang dicari si wanita akhirnya menambal luka hati yang selama ini bolong. 

Si mantan suami sangat mencintainya, itu jawaban utamanya. Karena melihat masa depan si wanita bisa lebih baik lagi dan tidak ada yang menghalangi, si mantan suami yang akhirnya pergi saat si wanita ingin rujuk di masa lalu.

Ya, kereta berhenti. Dan sempat sedikit konflik untuk para penonton memilih, siapa yang akan dipilih si pria. Wanita masa lalu, ia kembali. Atau tetap bersama si istri di masa sekarang bersama anak, meski bukan anak kandung.


Film Jalebi rilis Oktober 2018, kamu bisa baca lebih detail di sini.

...

Ketika kita benar-benar mencintai seseorang, kita merasa seolah dikhianati saat hubungan telah berakhir. Bahkan beberapa tahun waktu yang terus berjalan, rasa benci dan rindu yang menjadi satu membuat hidup kita seperti dalam balutan amarah. 

Mungkin sudah saatnya kita melepaskannya dan membuka harapan baru pada orang yang berasal dari masa depan. Sudahi saja konflik batin yang terjadi dan biarkan mati di dalam hati yang lain.

Saya pernah berada di sana, mencintai sepenuh hati. Dan ia pergi melupakan janji yang tidak bisa ditepati. (Masih masa pacaran saja, tidak seperti di film ini).

Artikel terkait :

Komentar

  1. Saya menempati posisi sebagai sang wanita dimana suami saya memilih ibunya. Rasanya sakit ketika melihat suami kita lebih memilih berlari bersimpuh menangis kepada ibunya. tidak kepada kita sebagai istrinya ketika dia bersedih. Seakan saya tidak tau lukanya. Tidak tau kesedihannya. Tidak menanggung susah dan sedihnya. Padahal menikah bagaikan 1 tubuh. Ketika salah satu bagian tubuh Terluka.
    Maka Bagian Tubuh yang lain ikut merasakan.
    Ketika saya sedih saya ditinggalkan sendiri. Sementara dia sangat enak ketika bersedih bisa berlari kepada ibunya

    BalasHapus
  2. Saya pernah mengalaminya juga, posisi sebagai wanita bahkan lebih parah dari sekedar film ini, disaat saya ingin menumpahkan segala amarah dan kerinduan saat itu malah ibunya yg mengangkat telp dan mengatakan dia tidak ingin pulang lagi... disitu saya sangat kaget sekali, dia lebih memilih ibunya ketimbang saya istrinya sendiri, sedih, marah bercampur aduk perasaan saat itu, dan akhirnya saya mengikhlaskan semuanya, karna hidup harus tetap berjalan walau bagaimanapun pahitnya. Alhamdulillah kehidupan saya menjadi lebih baik, indahnya mengikhlaskan semua yang bukan milik kita......

    BalasHapus
  3. Ada yang tau cara download film ini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Buka lewat UC Browser, klik play film. Nanti ada tombol unduh.
      Itu yang termudah

      Hapus
    2. Donwload telegram banyak film india

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh