Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Semakin Kreatif Menggunakan Media Sosial, Jenjang Karir Pun Meningkat


Ada kabar baik dari saudara saya yang bisa dijadikan motivasi untuk kamu atau kalian. Khususnya para pekerja yang berada di perusahaan atau semacamnya. Baginya menjadi dirinya dalam menjalani tugasnya, membuatnya bahagia. 

Saya senang dan turut bahagia dengan pencapaian yang diraih hari ini. Setiap Dia bercerita kepada saya, ia sedang mempertimbangkan dan mendapatkan dukungan dalam mengambil keputusan.

Dari sisi pengalaman, tentu saja saya tidak dapat memberi masukan banyak. Terkait pekerjaan, mengingat saya bekerja sendiri. Namun dalam hal pengembangan konten, saya punya banyak hal untuk bisa didiskusikan.

Mengulik media sosial dengan sisi kreatif

Saya tahu bekerja itu tidaklah mudah. Banyak target yang harus dicapai dan menghormati beragam aturan dari tempat yang memberi gaji tiap bulan.

Namun bukan berarti kita bisa tunduk dan menjadi manusia biasa yang ikut tenggelam di sana. Seseorang dapat mengembangkan diri untuk lebih kreatif. Satu-satunya mendapatkan insting ini adalah mencintai pekerjaan.

Semua orang sebenarnya ditakdirkan kreatif, namun tidak semua orang memiliki pengalaman. Dia memiliki pengalaman sebelumnya dan berhasil memetiknya kemudian.

Ditengah tuntutan pekerjaan, Dia aktif memanfaatkan media sosial yang digunakan untuk mendukung pekerjaan. Ya, media sosial adalah alat terbaik di era modern.

Saat berpikir apa yang dilakukan juga banyak orang yang melakukannya, Dia mencari sisi kreatif dengan pemikiran berbeda dari orang lain.

Ketika semua orang (baca pekerja sepertinya) berpikir sama, ia mencoba berbeda. Akun yang dikelolanya ditampilkan dengan pendekatan yang menarik, kreatif dan penuh dengan cerita.

Dia terus melakukannya dengan pemikiran bahwa konsisten adalah harga penting dalam membangun konten di media sosial.

Tawaran

Beberapa kali Dia bercerita, semangatnya terus ada. Sebagai seseorang yang dekat, saya tahu bahwa cuma dukungan saja yang mampu membuat saya berguna.

Suatu hari, saat saya berada pusat keramaian, Dia menghubungi saya bahwa kerja kerasnya beberapa bulan berbuah manis.

Akun yang dikelolanya rupanya menarik atasan karena dianggap berbeda dengan pekerja lainnya. Ada sisi kreatif dan storytelling yang belum dapat dilakukan yang lain.

Cerita inspiratif ini tentu saja membuatnya lebih termotivasi untuk bekerja lebih keras lagi. Tawaran yang datang merupakan kesempatan yang dibuka dari apa yang sudah dilakukan.

Sukses yang dilakukannya, membuat posisinya lebih baik kali ini. Dan tidak menutup kemungkinan masih ada tawaran lain bila apa yang dilakukannya terus membuahkan kesan positif.

...

Cerita ini tentu mewakili setiap orang yang ingin melihat jenjang karir di masa depan terus naik. Sedangkan bagi pekerja milenial, memulai pekerjaan dengan cara mencintainya adalah hal yang harus dilakukan dari awal.

Karena dengan mencintai, potensi diri sebelum bekerja dengan pengalaman yang sudah ada, membawa sisi kreatif yang tidak semua orang mampu melakukannya.

Mulailah dari sederhana, mengulik media sosial yang mendukung tempat kita bekerja. Membangun citra dari sana, melakukan kampanye promosi yang berdampak pada distribusi hingga produktivitas. 

Terdengar mudah memang, tapi cerita ini memang benar dan nyata.

Artikel terkait :

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya