Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Sangat Menyenangkan Futsal Di Awal Bulan November


[Artikel 43#, kategori futsal] Habis gelap, terbitlah terang. Seperti itu ungkapan futsal jumat awal bulan November ini, mengingat jumat sebelumnya benar-benar tidak diharapkan. Jumlah pemain kali ini lebih banyak, dan yang terpenting, saya sangat menikmatinya.

Saya memulai pertandingan dari posisi kiper. Saya tahu, banyak kesempatan untuk mendapatkan posisi selain menjaga gawang. Namun tidak banyak pemain yang mengambil posisi ini karena semua ingin bermain dengan posisi favoritnya.

Itu tidak salah. Saya hanya perlu menikmati saja dan tidak membebani diri. Menjadi kiper, saya masih bisa mencetak gol. Ya meski itu rawan kebobolan karena meninggalkan posisi.

Dua pemain pengubah ritme permainan

Saya tidak menyangka hari ini saya benar-benar menikmati permainan. Apalagi kehadiran dua pemain yang salah satunya sebenarnya saya hapal wajahnya. Sedangkan satunya, saya lupa.

Keduanya memberi tekanan hebat pada penjaga gawang lawan. Tendangan mereka sangat kencang dari luar kotak pinalti. Saya pikir dengan mereka, ada alasan mencetak gol tidak melulu harus dari dalam kotak pinalti atau dekat gawang.

Saat pertandingan berikutnya, saya mengambil posisi berbeda. Itu semacam bayaran saya karena berposisi kiper dan dua kali bermain jadinya.

Bermain dengan kedua pemain yang saya kagumi dari awal pertandingan benar-benar saya nikmati. Operan bola mengalir indah dan gol-gol tercipta dari kaki mereka.

Bila mereka saja bisa mencetak gol, maka saya pun ikut ambil bagian dari pesta. Gol yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. sebuah umpan manis, tanpa perlu berpikir panjang untuk menahan di kaki, langsung saya hempaskan dengan kaki kiri. Wusshh..gol.

Video di bawah ini saya bawa dari rekaman mas Adit, salah satu rekan bermain yang berposisi pemain depan. Saya dan Dia setiap ada kesempatan selalu merekam jalannya pertandingan kami.

Untunglah baik, karena bila nggak, saya bisa ditagih royalti dari videonya haha.. Terima kasih, mas Adit.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Piala Usia U-23: Timnas Untuk Pertama Kalinya Kalahkan Korea Selatan