Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Halo November 2019


[Artikel #67, kategori catatan] Hujan adalah momen yang paling ditunggu-tunggu di Semarang. Dan akhirnya turun juga. Menyenangkan menyambut hujan setelah cukup lama kota ini tidak disirami air secara intens.

Saya merindukan dia, tapi malah tidak berani menyapa. Sempat kaget di awal bulan Oktober dia datang menyapa lewat pesan. Antara bahagia dan ingin berkata kembali dan pulanglah. 

Sayang, itu hanya mimpi di siang bolong. Saya harus mulai melupakannya. Biarkan dia menikmati menjadi wanita tanpa memiliki rasa beban. Niatnya nikah muda, semoga terkabulkan.

Penantian 12 tahun

Lega juga akhirnya penantian itu berakhir. Beban yang selama ini dipikul terangkat juga. Semua orang merasa bahagia, meski saya tidak merayakan bersamanya.

Saya tahu bahwa itu harus dirayakan. Semua orang datang dan mengucapkan selamat. Dan saya, hilang ditelan rutinitas. Setidaknya 12 tahun di Semarang, akhirnya ini lega juga.

Hilangnya kepercayaan

Saya sangat bangga menceritakan kisahnya dalam sebuah halaman. Ia benar-benar mencintai pekerjaannya dan menyukainya. Buah kerja keras dan pikiran kreatif adalah kuncinya.

Sayang kebahagiaan yang datang di akhir bulan Oktober datang bersamaan perasaan kehilangan rasa percaya yang paling mendalam.

Saya kembali diingatkan tentang masa lalu. Bagaimana perjuangan yang diraih harus hilang karena hilangnya kepercayaan. Mereka menghilang, tanpa kabar. Mendadak datang, lalu bertanya kabar. Maaf saya bukan binatang, saya manusia yang punya perasaan.

Perasaan saya kacau, marah dan kalut. Dampak panjangnya sangat berbahaya dan apakah itu sinyal hancurnya semua yang saya bangun dan jaga selama ini.

Pertemuan setelah 9 tahun

Saya tidak menyangka meninggalkan bulan Oktober juga dengan sebuah pertemuan yang luar biasa dengan seseorang. Seorang penulis buku di awal kami berkenalan, kemudian lanjut berbicara tentang dunia blogging dan blogdetik.

Kami baru bertemu setelah 9 tahun lamanya hanya terhubung lewat internet (baca media sosial). Bukan perempuan, tapi pria. Seorang penulis buku yang luar biasa dan memberi banyak asupan tentang mengapa menulis itu sangat penting.

...

Blog dotsemarang setidaknya sudah konsisten ketimbang bulan November tahun lalu. Rata-rata seribu perhari merupakan sebuah harapan yang tercapai. Meski saya terus berharap ada lebih dari biasanya.

November 2019, saya berharap ada banyak cerita kebaikan yang saya ingin ceritakan di bulan depannya. Ada kabar baik. Soal hubungan asmara, prestasi, pertemuan dan lainnya. Tidak lagi cerita yang memojokkan perasaan.

Kini dengan selesainya cerita di kota Semarang, saya tetap akan bertahan dengan apa yang saya lakukan dan jaga. Semoga jadi kenangan yang luar biasa di masa depan. 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh