Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Bekerja


[Artikel 20#, kategori Amir] Kabar gembira itu datang setelah Idul Adha tahun ini. Satu hari sebelum akhirnya resmi bekerja, wawancaranya sukses. Sesuatu yang tidak akan dapat saya gapai, dia melakukannya. Semoga keburukan tidak mengikuti jenjang karirnya ke depan.

Beberapa bulan sebelumnya, ia tampak sibuk. Ada kerabat datang. Awal-awal tak masalah karena waktu yang dihabiskan memang seharusnya memperdulikan keluarga.

Seiring waktu, ternyata menjengkelkan. Keaktifannya berbanding terbalik saat bersama keluarga dan di rumah. Ia seolah robot bila disuruh, tapi saat tidak, ia seakan tuan rumah kedua di rumah ini.

Sudah diprediksi

Keluarga yang datang dan sering diceritakan memang memiliki tujuan saat meninggalkan Ibu Kota. Semarang akan dijadikan perpanjangan tangan perusahaan yang bergerak dibidang digital.

Kesibukan beberapa bulan terbayar juga saat mengetahui ia bekerja di sana. Saya sudah prediksi sebelumnya. Menyebut itu kesalahan, hanya membuat saya seakan menghancurkan harapan.

Semoga tidak melakukan kesalahan

Orang-orang melihat apa yang dilakukan seseorang seakan sangat baik. Mereka jadi peduli dan selalu memberi kejutan. Aneh rasanya sebagai keluarga malah tidak melakukan apa-apa.

Meski dia hanya seseorang yang dibawa masuk dalam lingkungan, saya berteman cukup lama dengannya. Jadi mengerti bagaimana watak dan kepribadiannya sehari-hari.

Saya hanya berharap, semoga karirnya yang baru ini tidak terhambat karena kesalahan-kesalahan yang biasa dilakukan.

Menjadi baik, tentu semua orang akan memuji. Sayangnya, seribu pujian yang diterima akan rusak saat kesalahan kecil dan berulang dilakukan.

Selamat bekerja, semoga waktu yang terpakai tidak melupakan tanggung jawab sebagai seseorang yang sudah memberi jalan. 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya