Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Bekerja


[Artikel 20#, kategori Amir] Kabar gembira itu datang setelah Idul Adha tahun ini. Satu hari sebelum akhirnya resmi bekerja, wawancaranya sukses. Sesuatu yang tidak akan dapat saya gapai, dia melakukannya. Semoga keburukan tidak mengikuti jenjang karirnya ke depan.

Beberapa bulan sebelumnya, ia tampak sibuk. Ada kerabat datang. Awal-awal tak masalah karena waktu yang dihabiskan memang seharusnya memperdulikan keluarga.

Seiring waktu, ternyata menjengkelkan. Keaktifannya berbanding terbalik saat bersama keluarga dan di rumah. Ia seolah robot bila disuruh, tapi saat tidak, ia seakan tuan rumah kedua di rumah ini.

Sudah diprediksi

Keluarga yang datang dan sering diceritakan memang memiliki tujuan saat meninggalkan Ibu Kota. Semarang akan dijadikan perpanjangan tangan perusahaan yang bergerak dibidang digital.

Kesibukan beberapa bulan terbayar juga saat mengetahui ia bekerja di sana. Saya sudah prediksi sebelumnya. Menyebut itu kesalahan, hanya membuat saya seakan menghancurkan harapan.

Semoga tidak melakukan kesalahan

Orang-orang melihat apa yang dilakukan seseorang seakan sangat baik. Mereka jadi peduli dan selalu memberi kejutan. Aneh rasanya sebagai keluarga malah tidak melakukan apa-apa.

Meski dia hanya seseorang yang dibawa masuk dalam lingkungan, saya berteman cukup lama dengannya. Jadi mengerti bagaimana watak dan kepribadiannya sehari-hari.

Saya hanya berharap, semoga karirnya yang baru ini tidak terhambat karena kesalahan-kesalahan yang biasa dilakukan.

Menjadi baik, tentu semua orang akan memuji. Sayangnya, seribu pujian yang diterima akan rusak saat kesalahan kecil dan berulang dilakukan.

Selamat bekerja, semoga waktu yang terpakai tidak melupakan tanggung jawab sebagai seseorang yang sudah memberi jalan. 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh