Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Sampah di Lapangan Futsal


[Artikel 38#, kategori futsal] Entah apa yang dipikirkan orang-orang yang bermain di lapangan futsal ini. Meninggalkan sampah dan tidak membersihkannya. Apakah ini kebiasaan atau bawaan? Saya sangat risih melihatnya, mengingat pengguna berikutnya adalah saya dan teman-teman.

Mungkin ini yang disebutkan di media sosial, bicara peduli lingkungan hanya di saat sedang aktif di medsos. Di lapangan, tindakannya sama saja.

Jumat, minggu awal bulan Agustus, pemandangan sampah di lapangan semakin rutin saya lihat. Tim yang bermain sebelum tim saya bermain semenjak rutin bermain, selalu meninggalkan sisa-sisa seperti sedotan, gelas air plastik dan bahkan kulit jeruk.

Saya tidak berpikir bahwa semua di dalam lapangan adalah jahat. Saya hanya mengkritisi kebiasaan yang meninggalkan sisa-sisa barang itu saja. Apalagi pengurus yang memang tidak membersihkan dulu di dalam lapangan.

Apakah itu kebiasaan atau bawaan?

Dilema ini tidak akan berakhir bila saya hanya bicara di dalam pikiran saja atau menuliskan ini. Setelah bermain, saya membersihkannya. Meski tidak semua area, saya tidak ingin juga setelah kami bermain, saya dan tim dicap juga sebagai biangnya membuang sampah sembarangan.

Bila bicara kebiasaan, tentunya dapat diubah. Itu dengan niat kuat. Namun bila kebiasaan itu sudah mendarah daging, maka bakalan sulit.

Bawaan, entah kenapa ini bakal jadi sedikit negatif. Sikap bawaan lebih sulit diubah. Bagaimanapun diberitahu, atau budaya hingga peraturan yang ditawarkan, prilakunya sulit sekali menjadi lebih baik.

Saya mengingat seseorang yang hidup dengan bawaan. Padahal sudah jelas budayanya ada, dan peraturannya tertulis. Tetap saja bebal.

Saya tidak akan bicara kepada mereka, karena saya tahu itu hanya akan sia-sia. Sebisa mungkin saya berbicara lewat tindakan. Selama saya tidak kelelahan setelah bermain, saya pasti bersihkan sisa-sisa bawaan orang-orang yang bermain sebelum kami.

...

Mungkin saja, di masa depan oleh pengurus lapangan dibuatkan pengumuman tertulis untuk tidak meninggalkan sampah di dalam lapangan.

Jangan biarkan kenyamanan membuat orang lain yang kena dampaknya yang malah berpikir sebaliknya. Menjadi lebih baik, tentu saja harus dilakukan.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Half Girlfriend, Film India Tentang Pria yang Jatuh Cinta dan Tidak Mau Menyerah

I Will Never Let You Go, Drama China Kolosal Tentang Putri Pengemis dan Pangeran Bertopeng