Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Futsal dan Jam Karet


[Artikel 37#, kategori futsal] Saya sudah paham bahwa datang ke acara pasti waktunya molor. Meski begitu, saya usahakan datang lebih awal. Saya tidak menyangka bahwa keterlambatan dalam wadah futsal pun ikut berlaku. Apakah ini kebiasaan atau hanya bawaan?

Jumat terakhir bulan Juli, orang-orang datang terlambat. Alasannya tentu saja banyak, apalagi para pekerja yang masih menyempatkan turut datang ditengah kepulangan mereka.

Saya tidak bisa protes meski waktu adalah uang. Apalagi dibayar diakhir permainan. Yang saya bahas adalah tentang bagaimana waktu diperlakukan.

Bila datang ke acara, kita disuruh maklum karena pembicara atau pejabat yang membuka sedikit terlambat, maka saya pikir futsal tidak demikian.

Hanya akhir-akhir ini keterlambatan seolah menjadi kebiasaan. Apakah cuma saya berpikir datang lebih awal karena terlalu menyukai futsal? Atau karena saya tidak ada aktivitas seperti mereka, seperti bekerja.

Tentunya kebiasaan dapat diubah. Tak masalah. Yang ditakutkan adalah itu menjadi bawaan. Semuanya diperlakukan sama, mau datang ke acara atau aktivitas lainnya. Hey, itu tidak baik.

...

Syukurlah, bermain futsal meski terlambat tetap berlangsung. Perlahan-lahan satu demi satu, orang-orang berdatangan. Kami seolah menunggu orang penting untuk melengkapi jumlah yang bermain.

Mereka tetaplah orang-orang keren buat saya. Tidak mudah menyisihkan waktu di era sekarang.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya