Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Futsal dan Jam Karet


[Artikel 37#, kategori futsal] Saya sudah paham bahwa datang ke acara pasti waktunya molor. Meski begitu, saya usahakan datang lebih awal. Saya tidak menyangka bahwa keterlambatan dalam wadah futsal pun ikut berlaku. Apakah ini kebiasaan atau hanya bawaan?

Jumat terakhir bulan Juli, orang-orang datang terlambat. Alasannya tentu saja banyak, apalagi para pekerja yang masih menyempatkan turut datang ditengah kepulangan mereka.

Saya tidak bisa protes meski waktu adalah uang. Apalagi dibayar diakhir permainan. Yang saya bahas adalah tentang bagaimana waktu diperlakukan.

Bila datang ke acara, kita disuruh maklum karena pembicara atau pejabat yang membuka sedikit terlambat, maka saya pikir futsal tidak demikian.

Hanya akhir-akhir ini keterlambatan seolah menjadi kebiasaan. Apakah cuma saya berpikir datang lebih awal karena terlalu menyukai futsal? Atau karena saya tidak ada aktivitas seperti mereka, seperti bekerja.

Tentunya kebiasaan dapat diubah. Tak masalah. Yang ditakutkan adalah itu menjadi bawaan. Semuanya diperlakukan sama, mau datang ke acara atau aktivitas lainnya. Hey, itu tidak baik.

...

Syukurlah, bermain futsal meski terlambat tetap berlangsung. Perlahan-lahan satu demi satu, orang-orang berdatangan. Kami seolah menunggu orang penting untuk melengkapi jumlah yang bermain.

Mereka tetaplah orang-orang keren buat saya. Tidak mudah menyisihkan waktu di era sekarang.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh