Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Naik Ojek Online Ke Tempat Bermain Futsal


[Artikel 34#, kategori futsal] Bila disuruh memilih, saya lebih suka naik sepeda saja sebenarnya. Namun beberapa kondisi seperti yang saya tulis di halaman ini, mau tidak mau, terpaksa menggunakan Ojek online atau Ojol. 

Jumat pertama bulan puasa, saya terpaksa menggunakan Ojol karena ada undangan berbuka puasa dari salah satu hotel yang ada di Semarang. Biasa, launching menu.

Selain memangkas waktu, meski akhirnya terlambat juga, hitungan tarifnya masih terjangkau bila menggunakan dompet digital.

Membayangkan naik sepeda saat pulang dari acara, kebenaran lokasinya lebih jauh, bukan hanya fisik saya saja yang bakal kelelahan, tapi pikiran saya juga.

Memaksa bermain futsal

Kondisi kedua selain ada acara adalah saat tubuh tidak enak badan untuk mengendarai sepeda dari rumah ke tempat futsal.

Saya jadi ingat dua minggu sebelumnya, saat saya memaksakan diri tetap pergi futsal dengan Ojol. Meski akhirnya tubuh sempat akan pingsan di jalan setelah usai bermain, setidaknya saya tidak tepar di jalan bila itu mengendarai sepeda.

Sungguh itu pengalaman yang tidak mengenakkan hari itu. Apalagi driver yang ditunggu malah nyasar. Terpaksa mengganti perusahaan ojol lainnya.

...

Bermaksud berhemat terkadang kalah dengan keinginan. Keinginan untuk bermain, keinginan untuk datang tidak terlambat dan keinginan menyemangati diri agar tubuh tetap bergerak. Meski seminggu sekali.

Harga yang sebenarnya bila memiliki kendaraan sendiri mampu bertahan beberapa hari sudah tidak relevan sekarang ini. Orang-orang tidak ingin ribet.

Uang memang penting, tapi yang lebih penting lagi, uang dapat menyelesaikan masalah.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh