Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Naik Ojek Online Ke Tempat Bermain Futsal


[Artikel 34#, kategori futsal] Bila disuruh memilih, saya lebih suka naik sepeda saja sebenarnya. Namun beberapa kondisi seperti yang saya tulis di halaman ini, mau tidak mau, terpaksa menggunakan Ojek online atau Ojol. 

Jumat pertama bulan puasa, saya terpaksa menggunakan Ojol karena ada undangan berbuka puasa dari salah satu hotel yang ada di Semarang. Biasa, launching menu.

Selain memangkas waktu, meski akhirnya terlambat juga, hitungan tarifnya masih terjangkau bila menggunakan dompet digital.

Membayangkan naik sepeda saat pulang dari acara, kebenaran lokasinya lebih jauh, bukan hanya fisik saya saja yang bakal kelelahan, tapi pikiran saya juga.

Memaksa bermain futsal

Kondisi kedua selain ada acara adalah saat tubuh tidak enak badan untuk mengendarai sepeda dari rumah ke tempat futsal.

Saya jadi ingat dua minggu sebelumnya, saat saya memaksakan diri tetap pergi futsal dengan Ojol. Meski akhirnya tubuh sempat akan pingsan di jalan setelah usai bermain, setidaknya saya tidak tepar di jalan bila itu mengendarai sepeda.

Sungguh itu pengalaman yang tidak mengenakkan hari itu. Apalagi driver yang ditunggu malah nyasar. Terpaksa mengganti perusahaan ojol lainnya.

...

Bermaksud berhemat terkadang kalah dengan keinginan. Keinginan untuk bermain, keinginan untuk datang tidak terlambat dan keinginan menyemangati diri agar tubuh tetap bergerak. Meski seminggu sekali.

Harga yang sebenarnya bila memiliki kendaraan sendiri mampu bertahan beberapa hari sudah tidak relevan sekarang ini. Orang-orang tidak ingin ribet.

Uang memang penting, tapi yang lebih penting lagi, uang dapat menyelesaikan masalah.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya