Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Bermaksud Menakuti, yang Ada Malah Ditinggali


[Artikel 29#, kategori Cinta] Tetap dilawan alias keras kepala sampai akhir. Tidak ada penyesalan sama sekali meski tidak melakukan kesalahan atau memiliki kekurangan. Mungkin sudah saatnya melepaskan demi kebaikan dirinya.

Mencintai seseorang memang tidak mudah. Dalam kondisi tertentu, melakukan hal gila biasanya dapat tersentuh. Sayangnya hasilnya tetap tak mau bersatu.

Berulang kali putus, berulang kali menyerah, saya pikir hubungan kami sudah dewasa. Nyatanya tak berubah sama sekali. 

Bermaksud memberi pelajaran bagaimana rasanya ditinggal pergi atau sugesti, yang terjadi malah benar-benar pergi.

Memarahi untuk menakutinya

Jangan lakukan itu bila tidak ingin ditinggal dan menyesal kemudian. Apalagi untuk wanita yang memang sangat keras kepala. Sangat sulit.

Pria diharuskan tetap tunduk, tak boleh melawan dan cukup satu peraturan bahwa yang paling benar adalah wanita.

Saya melakukan kesalahan fatal yang sudah terlanjur menyulut emosi. Berharap diperhatikan lebih, malah jadinya benar-benar ditinggal pergi. 

Caranya memang salah, dan saya menyesal melakukannya. Permohonan maaf seperti tidak berarti sekarang. Terlanjur sakit hati karena sikap yang tidak pasti.

Di masa depan, saya lebih baik memilih selingkuh bila terjadi pertengkaran yang membuat hubungan renggang. Tidak lagi hal-hal konyol yang terjadi hanya lewat pesan chatting. 

Saya ingin mencontohnya saat marah dan langsung mengatakan putus, datang kembali tanpa kompromi siapa yang salah. Menerima kembali kekurangan dan meneruskan hubungan.

Andai dia memiliki jiwa besar seperti itu dulu, mungkin harapannya di masa depan tidaklah sia-sia.

...

Saya harap dia ketika memiliki pasangan kembali, dia memikirkan masa lalunya untuk tidak melakukan kesalahan yang sama.

Bukan kekerasan fisik, selingkuh, berbohong yang membuat hubungan putus, tapi sikap keras kepala untuk tidak mengakui kesalahan meski tidak pernah melakukannya.

Ya, saya yang salah sampai akhir. Saya menyesal dan saya minta maaf telah melakukannya.

*Mungkin ini jalan terbaik dan pengalaman sangat berarti buat saya. Mencintai itu perlu mundur demi kebaikan orang lain.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun

I Will Never Let You Go, Drama China Kolosal Tentang Putri Pengemis dan Pangeran Bertopeng