Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Bermaksud Menakuti, yang Ada Malah Ditinggali


[Artikel 29#, kategori Cinta] Tetap dilawan alias keras kepala sampai akhir. Tidak ada penyesalan sama sekali meski tidak melakukan kesalahan atau memiliki kekurangan. Mungkin sudah saatnya melepaskan demi kebaikan dirinya.

Mencintai seseorang memang tidak mudah. Dalam kondisi tertentu, melakukan hal gila biasanya dapat tersentuh. Sayangnya hasilnya tetap tak mau bersatu.

Berulang kali putus, berulang kali menyerah, saya pikir hubungan kami sudah dewasa. Nyatanya tak berubah sama sekali. 

Bermaksud memberi pelajaran bagaimana rasanya ditinggal pergi atau sugesti, yang terjadi malah benar-benar pergi.

Memarahi untuk menakutinya

Jangan lakukan itu bila tidak ingin ditinggal dan menyesal kemudian. Apalagi untuk wanita yang memang sangat keras kepala. Sangat sulit.

Pria diharuskan tetap tunduk, tak boleh melawan dan cukup satu peraturan bahwa yang paling benar adalah wanita.

Saya melakukan kesalahan fatal yang sudah terlanjur menyulut emosi. Berharap diperhatikan lebih, malah jadinya benar-benar ditinggal pergi. 

Caranya memang salah, dan saya menyesal melakukannya. Permohonan maaf seperti tidak berarti sekarang. Terlanjur sakit hati karena sikap yang tidak pasti.

Di masa depan, saya lebih baik memilih selingkuh bila terjadi pertengkaran yang membuat hubungan renggang. Tidak lagi hal-hal konyol yang terjadi hanya lewat pesan chatting. 

Saya ingin mencontohnya saat marah dan langsung mengatakan putus, datang kembali tanpa kompromi siapa yang salah. Menerima kembali kekurangan dan meneruskan hubungan.

Andai dia memiliki jiwa besar seperti itu dulu, mungkin harapannya di masa depan tidaklah sia-sia.

...

Saya harap dia ketika memiliki pasangan kembali, dia memikirkan masa lalunya untuk tidak melakukan kesalahan yang sama.

Bukan kekerasan fisik, selingkuh, berbohong yang membuat hubungan putus, tapi sikap keras kepala untuk tidak mengakui kesalahan meski tidak pernah melakukannya.

Ya, saya yang salah sampai akhir. Saya menyesal dan saya minta maaf telah melakukannya.

*Mungkin ini jalan terbaik dan pengalaman sangat berarti buat saya. Mencintai itu perlu mundur demi kebaikan orang lain.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh