Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Jumat yang Selalu Buruk (Asmara)


[Artikel 27#, kategori Cinta] Saya tak habis pikir dibalik kesenangan saya bermain futsal, mendatangkan kebahagiaan, ada sisi lain yang membawa keburukan. Perasaan kesal, sedih, dan buruk. Tiap Jumat, tragedi itu selalu datang. 

Saya mencoba menganalisis, masalah hubungan saya kenapa selalu seminggu sekali datang. Nggak bisa santai atau bahkan nyantai lama gitu tanpa masalah.

Terbaru, pada saat sudah berhasil mengidentifikasi masalah tiap hari Jumat, eh tetap saja datang lagi. Dan kali ini lebih parah.

Hubungan saya masih berjalan dengan pasangan. Bisa dikatakan aneh setelah deklarasi putus yang disampaikan.

Oke, saya bahagia saat itu. Tidak mengira, bahkan tidak menyangka kejadian seperti di film-film itu datang kepada saya.

Hubungan yang baik tentu saja ingin dibagikan dan diceritakan. Tapi malah lupa bagaimana bahagia itu dituliskan di halaman ini.

Saat menikmati hari balikan, Jumat sudah datang kembali dengan perkara baru. Kami diam-diaman. Saya malas bertanya kabarnya meski sangat dekat dengan jarak rumah saya.

Pesan terakhir yang dikirimkan adalah ia mengatakan membenci saya. Sudah berusaha dan bahkan mengirimkan pesan kembali, ia tak ada membalas sama sekali.

Ia pernah berujar bahwa ia ingin diperhatikan dan saya orang tidak peka. Sepertinya dia lupa bahwa dirinya sendiri sudah jarang bertanya kabar tentang saya.

Jumat depan, semisal tidak ada kabar, mungkin saya sudah menyerah dengan hubungan ini. Biarkan saya menjadi egois dan manusia tak berbudi. Karena saya tahu, mungkin ini sudah saatnya saya melepaskan Jumat untuk kembali ke kehidupan normal.

Harapan lebih tentang masa depan bersama dia rasanya tidak sesuai harapan dengan apa yang ia pikirkan. Ia mau bahagia, tapi tak mau menderita. 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Half Girlfriend, Film India Tentang Pria yang Jatuh Cinta dan Tidak Mau Menyerah

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh