Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Masalah Terbesar Orang Berpacaran Adalah Meributkan Hal-hal Kecil


[Artikel 24#, kategori Cinta] Saya ingin melihat dengan kedua mata saya bagaimana pasangan saya selingkuh, atau menemukan hubungan mesra dengan pria lain. Baik lewat chat maupun jejak digital lainnya. Tapi itu tidak mungkin, pasangan menyakinkan untuk selalu percaya kepadanya.

Keyakinan tersebut membuat hubungan dapat berjalan dengan baik. Tidak ada sikap ragu kepadanya, maupun hal-hal lain yang merugikan hubungan. Fix! Pria percaya dengan sikap wanitanya.

Tapi nyatanya, perjalanan waktu memberi pelajaran berharga bahwa hubungan saat menuju dewasa diberikan hambatan. Bukan soal apa yang dipikirkan pada paragraf pertama. Melainkan hal-hal kecil. Kadang nggak masuk akal, kadang pula di luar nalar.

Beberapa jam berbicara kasih sayang dengan emoticon love atau cinta-cintaan atau beberapa waktu penuh sikap mesra, tiba-tiba mendadak heboh dan saling diam-diaman.

Entah siapa yang memulai atau siapa yang salah, sikap dewasa di sinilah dipertanggung jawabkan. Mengikuti ego dengan kemarahan besar atau melupakan, karena itu tidak penting.

Berkali-kali terjadi hal serupa, berkali-kali minta maaf dan berkata tidak mengulangi. Dewasa sebuah hubungan memang tidak mudah, tapi kejadian itu kembali lagi.

Saya tidak tahu apakah hubungan ini tidak sehat atau berakhir menjadi penurut buat sebagian pria agar pasangan tidak marah. 

Yang saya rasakan adalah mengapa ini terjadi dan hal remeh itu kembali menjadi besar. Wanita memang sulit dimengerti, tapi cobalah melihat hubungan yang sudah dijalani.

Apakah semua waktu yang diberikan hanya berakhir oleh satu hal kecil karna ketidaksengajaan atau memang disengaja?

...

Membuat hubungan menjadi dewasa tidak mudah. Tapi melihat dari jauh, pertengkaran selama pacaran hanyalah bumbu untuk menyatukan kepingan puzzle-puzzle agar menjadi satu gambar besar.

Gambar besar itu adalah hubungan serius yang terikat. Pacaran putus, bisa disambung. Perkawinan putus, apakah yakin dapat dirajut ulang?

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun

I Will Never Let You Go, Drama China Kolosal Tentang Putri Pengemis dan Pangeran Bertopeng