Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Masalah Terbesar Orang Berpacaran Adalah Meributkan Hal-hal Kecil


[Artikel 24#, kategori Cinta] Saya ingin melihat dengan kedua mata saya bagaimana pasangan saya selingkuh, atau menemukan hubungan mesra dengan pria lain. Baik lewat chat maupun jejak digital lainnya. Tapi itu tidak mungkin, pasangan menyakinkan untuk selalu percaya kepadanya.

Keyakinan tersebut membuat hubungan dapat berjalan dengan baik. Tidak ada sikap ragu kepadanya, maupun hal-hal lain yang merugikan hubungan. Fix! Pria percaya dengan sikap wanitanya.

Tapi nyatanya, perjalanan waktu memberi pelajaran berharga bahwa hubungan saat menuju dewasa diberikan hambatan. Bukan soal apa yang dipikirkan pada paragraf pertama. Melainkan hal-hal kecil. Kadang nggak masuk akal, kadang pula di luar nalar.

Beberapa jam berbicara kasih sayang dengan emoticon love atau cinta-cintaan atau beberapa waktu penuh sikap mesra, tiba-tiba mendadak heboh dan saling diam-diaman.

Entah siapa yang memulai atau siapa yang salah, sikap dewasa di sinilah dipertanggung jawabkan. Mengikuti ego dengan kemarahan besar atau melupakan, karena itu tidak penting.

Berkali-kali terjadi hal serupa, berkali-kali minta maaf dan berkata tidak mengulangi. Dewasa sebuah hubungan memang tidak mudah, tapi kejadian itu kembali lagi.

Saya tidak tahu apakah hubungan ini tidak sehat atau berakhir menjadi penurut buat sebagian pria agar pasangan tidak marah. 

Yang saya rasakan adalah mengapa ini terjadi dan hal remeh itu kembali menjadi besar. Wanita memang sulit dimengerti, tapi cobalah melihat hubungan yang sudah dijalani.

Apakah semua waktu yang diberikan hanya berakhir oleh satu hal kecil karna ketidaksengajaan atau memang disengaja?

...

Membuat hubungan menjadi dewasa tidak mudah. Tapi melihat dari jauh, pertengkaran selama pacaran hanyalah bumbu untuk menyatukan kepingan puzzle-puzzle agar menjadi satu gambar besar.

Gambar besar itu adalah hubungan serius yang terikat. Pacaran putus, bisa disambung. Perkawinan putus, apakah yakin dapat dirajut ulang?

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh