Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Futsal Bulan Februari 2019


[Artikel 27#, kategori futsal] Ada rekan yang bilang pamit, jika ini futsal terakhirnya. Ia kembali ke kota asalnya, Bandung. Ia akan melanjutkan bisnis orang tuanya. Saya hanya bisa bilang, sukses di sana broh. Tetap bermain futsal.

Awal bulan, tanggal 1 rupanya jatuh hari Jumat. Pertama kali futsal bulan Februari berarti. Hujan rasanya masih menemani. Apakah semangat yang sudah datang ini dapat dipertahankan di lapangan?

Ternyata tidak. Badan malam ini bermain sangat aneh. Berat sekali. Apakah karena efek menjadi kiper di awal permainan, atau kurang pemanasan? Dan pikiran masih saja mencurigai isi perut yang belum dikeluarkan beberapa hari ini.

Itu sangat berpengaruh buat saya. Pulang dari sini, saya harus minum obat pelancar buang air besar.

Selalu ada awal dan selalu ada akhir

Beberapa pekan terakhir ini, pertandingan selalu main lebih dari setengah jam dari jadwal yang disewa. Maklum, belum pada datang. Semua pemain rata-rata pekerja. Tentu jadi tantangan sendiri buat mereka menyisihkan waktu.

Sebelum saya masuk lapangan, saya berbicara dengan rekan futsal yang beberapa minggu tidak datang. Sekali datang, ia malah pamit untuk tidak main lagi jumat depannya.

Tapi untunglah itu bukan sebuah perpisahan yang menyedihkan. Karena memang saya tidak begitu dekat dengannya. Saya datang hanya untuk bermain, bukan untuk mencari persahabatan.

Ia sepertinya menjadi tumpuan keluarga dan juga melanjutkan estafet bisnis yang sudah dibangun. Ia akan tetap bermain futsal dengan senyum lebarnya saat saya memberi semangat untuk terus bermain.

Ia pasti bermain futsal. Banyak teman di sana yang menyukai permainan ini. Syukurlah jika begitu. Saya yang sudah setahun lebih rutin terus bermain ini bakal kesulitan bila tidak lagi bermain.

Mumpung sedang cinta-cintanya bermain. Waktu seakan bergerak cepat. Tanpa sadar sudah Jumat. Di atas lapangan, pikiran terkadang tidak berjalan sesuai harapan. Banyak faktor yang mengekang, tapi saya tetap menyukainya.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Half Girlfriend, Film India Tentang Pria yang Jatuh Cinta dan Tidak Mau Menyerah

I Will Never Let You Go, Drama China Kolosal Tentang Putri Pengemis dan Pangeran Bertopeng