Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Menyalahkan Wanita Sama Saja Bunuh Diri


[Artikel 23#, kategori wanita] Pernah dengar lagu wanita ingin dimengerti dari Ada Band? Saya memikirkan itu saat menulis ini. Ternyata begini rasanya jika memiliki pasangan saat terjadi debat, ia tidak akan merasa salah. Meski kesalahannya di depan mata. 

Sudah banyak saya mendengar tentang wanita tidak pernah salah. Baik dari lagu, maupun konten lainnya seperti tulisan maupun video. Merasakan langsung membuat saya memiliki pengalaman di sini.

Istilah bunuh diri di atas bukan berarti tentang sesuatu yang keji. Itu hanya istilah saja. Saat saya mencoba berpikir logika untuk membenarkan keadaan kepada wanita, di sana keadaan berbalik dan menampar muka.

Semua arah pembicaraan kembali kepada saya. Apa yang disalahkan, kembali saya yang harus minta maaf. Semua salah saya dan salah saya adalah mutlak dimatanya.

Postingan ini bukan untuk memberi solusi dan bagaimana caranya meladeni wanita. Saya cuma curhat saja. Wanita mengerikan ketika disalahkan.
Ketika kamu merasakan hal sama dengan saya, sebaiknya sudahi saja tuduhan maupun pembelaan agar dia merasakan salah. Itu percuma. Yang ada hubungan semakin runcing yang memancing kata putus.

Ingat masa lalu dan masa indah saat berdua ketika berakhir dengan debat. Memutuskan mudah, meninggalkan lebih mudah, tapi membangun hubungan yang sudah, itu susah.

Gambar : Ilustrasi

Artikel terkait :

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya