[Artikel 20#, kategori wanita] Tidak banyak dan mungkin langka, seorang wanita bertanya langsung saat awal-awal berhubungan dengan seorang pria setelah fase perkenalan. Apakah kamu berpikir itu semacam kode bahwa ia tertarik? Mungkin saja, tapi jangan lekas terbang tinggi ke langit ketujuh.
Dia cantik, tentu saja. Apakah mungkin tertarik dengan saya? Pertanyaan yang hinggap di kepala sebagian pria saat sudah akrab berteman meski baru seumur jagung.
Pria tidak memikirkan jauh tentang wanita yang diajak ngobrol selalu nyambung. Apakah dia anak orang kaya, apa pekerjaannya atau dia sudah punya kekasih? Pria memikirkan apakah si wanita tertarik kepadanya. Stop. Di situ aja.
Saat hubungan berjalan dan tiba-tiba si wanita mengatakan 'nanti pacarmu marah', kalau aku main ke rumah, apakah ibumu marah? Timbul sebuah percik perasaan yang tidak terpikirkan sebelumnya, apakah itu serius. Jika iya, saya sangat senang.
Pertanyaan itu tidak mungkin diberikan banyak wanita tentunya. Namun bila ada satu, dan kita terhubung dengan baik, rasa penasaran itu tentu semua akan memikirkannya.
Itu bercanda
Saya belum tahu, apa maksudnya dari candaan tersebut. Mungkin saat saya berusia dibawah 30 tahun tentu saya akan meladeninya juga dengan candaan.
Saat menggali lebih dalam, sebenarnya perempuan hanya ingin memastikan dan melihat perjuangan si pria yang dikasih kode tersebut. Apakah menyerah atau melihatnya biasa?
Saya mencoba menelusuri pertanyaan itu dengan menanyakan balik dengan tujuan tulisan ini tidak hanya tentang pemikiran saya saja yang seolah paling benar.
Saya bertanya, itu benar dengan pertanyaan tadi (nanti pacarmu marah)? Karena jika benar, kami para pria tentu sangat bahagia dan mempersiapkan percakapan ke jenjang yang lebih serius. Mungkin mengajak kencan.
Tebakanmu bila itu bercanda, maka itu benar. Perempuan yang saya tanya itu mengatakan demikian. Jangan diambil serius, meski kami sebagai pria menginginkannya.
Jawabannya bercanda. Seolah sebuah mainan yang bila rusak, bisa diperbaiki. Bukan soal baper atau terluka. Karena kembali lagi diawal, tidak banyak wanita mengatakannya untuk sebuah hubungan di awal.
...
Bercanda, yang benar saja. Kita tidak dalam sebuah hubungan pertemanan dalam jangka panjang yang mudah tertawa dengan berbagai candaan karena sudah saling mengerti.
Bila ingin mengetes seorang pria, bicara sajalah apa adanya meski kami tahu wanita berpikir dengan perasaan. Namun bagi pria, logika 1+1 = 2, tetap berlaku.
Ya, buat pria meski akhirnya dianggap baper dan para wanita tertawa membicarakannya, tenanglah dulu bila bertemu dengan situasi seperti ini.
Saat rasa penasaran berada dipikiranmu, sebaiknya ajaklah bicara dengan mengajaknya nongkrong sambil ngopi. Kadang berkencan tanpa perlu dikatakan, lebih terasa menelusuri hubungan yang akan dilalui.
Bicara lebih menyenangkan dan tahu mimik wajah seseorang yang dianggap jujur atau tidak. Bila tidak mau diajak bicara, nongkrong? Lupakan saja. Fokus pada hal lain yang lebih berguna.
Artikel terkait :
Komentar
Posting Komentar