Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Nasi dan Krupuk, Makanan Favorit Bukan karena Ngirit


[Artikel 43#, kategori catatan] Ketika saya mendapati tempe atau tahu dalam piring makanan saya, saya seolah sangat bahagia. Itu adalah makanan termewah yang bisa saya katakan untuk saat ini. Apalagi dapatnya ikan dan daging, sungguh saya sangat bersyukur untuk memakannya. Ini adalah kehidupan sehari-hari saya tentang makanan.

Jangan beritahu saya seperti apa kandungan sehat makanan favorit saya ini, nasi pake krupuk plus sambel dan terkadang ada kecapnya. Saya mengerti betapa pedulinya orang-orang ketika berbicara tentang kesehatan. Tapi lihatlah dari sudut pandang saya secara personal di sini.

Saya sadar bahwa makanan seperti itu bagi sebagian kalangan tidak menggairahkan, namun bagi saya ini sudah jadi rutinitas. Meski begitu, saya tak begitu saja melewatkan kandungan menu sehat untuk tubuh saya.

Segelas minuman yang ada di dalam gambar, sebelah piring saya, merupakan cara saya mengakali menu sehat untuk tubuh agar terus lancar dalam produktivitas. Apakah cukup? Tentu saja tidak. *Itu vitamin C dengan kandungan 1000mg.

Ketika saya kemarin pulang ke Samarinda, saya sering kali ditraktir makanan yang saya anggap sangat mewah. Nasi kuning, nasi goreng, nasi plus ayam dan nasi plus ikan. Bagi saya, rasanya semua hanya soal timing waktu saja.

Saya memakan nasi dan krupuk bukan berarti orangnya pengiritan, pelit atau hal-hal lainnya. Jujur arahnya memang ke sana, hanya saja saya sedang merencanakan masa depan yang menghitung waktu kadaluwarsa saya sebagai pria.

Menjadi bloger bukan sebuah kesalahan karena penghasilannya tidak rutin. Saya ingin berhemat dan menabung dari apa yang saya lakukan, itu saja. Toh soal makanan dan kesehatan, saya bisa mengakalinya dengan sangat baik.

Dan bila kurang, menjadi bloger terkadang membuat saya sering kali mendapatkan makanan (undangan) yang lebih mewah dari apa yang dihidangkan di meja makan saya (gambar di atas).

Ya, aktivitas sebagai bloger yang sering hadir dibeberapa kesempatan terkadang menguntungkan saya. Saat berada di momen tersebut, saya harus maksimal memanfaatkan makanan sehat.

Mewah yang saya rasakan tidak semua mewah yang kalian pikirkan.
Namun setidaknya bisa saya ajarkan untuk lebih bersyukur dan menghargai jerih payah, itu saja.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Half Girlfriend, Film India Tentang Pria yang Jatuh Cinta dan Tidak Mau Menyerah

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh