Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

[Futsal] Latih Tanding (Sparing)


[Artikel 7#, kategori futsal] Hari ini kami sangat bersemangat semua. Beberapa pemain baru bahkan tak canggung menampilkan skill terbaik mereka. Hari ini, sebelum puasa, latihan kami tidak seperti biasa. Ada latih tanding dengan tim lain.

Meski ada perasaan tidak nyaman diawal untuk keluar dari kebiasaan yang hanya main dengan sesama, namun akhirnya rasa nikmat itu tidak dapat kami pungkiri.

Saya datang lebih awal dari pemain lainnya. 30 menit kalau tidak salah. Karena bukan sebuah klub, konfirmasi tak diperlukan selama yang saya tahu tiap jumat adalah waktunya bermain futsal.

Sempat khawatir dengan tim lain yang sudah memasuki lapangan padahal jadwal jumat malam adalah jatah tim yang saya ikuti. Karena dirasa tidak tenang perasaan ini takutnya libur, saya bertanya pada pemilik tempat .

Ya, ini lawan latih tanding kalian.

Kekhawatiran itu kemudian sirna juga. Tim yang menggunakan seragam warna hitam pink tersebut memang akan bermain dengan kami nantinya.

Entah apa yang dipikirkan si bos, sebutan untuk penggerak tim yang saya ikuti ini. Perlahan-lahan waktu yang terus berjalan, tanpa terasa pukul 7 malam sudah sampai titik 00.

Tepat jam 7, para pemain mulai berdatangan. Mereka pun sempat kebingungan melihat jadwal latihan di lapangan dekat pintu yang biasa mereka mainkan digunakan tim lain. Mau tidak mau, saya harus jelaskan dan mereka akhirnya tidak khwatir lagi.

Organisasi yang baik

Saya mendapat jatah main pertama selama kurang dari 20 menit. Seperti biasa, pemain yang datang lebih awal memang selalu bermain di awal juga.

Kesempatan untuk menunjukkan kemampuan saya rupanya belum direstui. Minggu lalu, saat saya mendapat jatah sebagai kiper, mau nggak mau, kali ini pun kembali menunjukkan kemampuan di bawah mistar.



Saya pasrah dibobol beberapa gol oleh tim lawan. Saya bukan seorang kiper sebenarnya meski saya mengetahui caranya menangkap.

Tim lawan bukan pemain campuran seperti kami yang mengandalkan kemampuan individu untuk bekerja sama. Mereka memiliki organisasi yang baik. Mulai dari menyerang hingga bertahan.

Hanya saja, kekuatan mereka perlahan-lahan mulai turun seiring pergantian tim kami yang tiap beberapa menit berganti. Maklum saja, pemain kami cukup banyak untuk bermain sebagai lawan.

Pada akhirnya, lawan latih tanding kami hanya diberi jatah 1 jam untuk ikut bermain. Sisa waktu 1 jam lagi, kami habiskan dengan bermain sendiri.

Pengalaman yang seru tentunya buat saya dan lawan kami. Saya berharap, lawan tadi bisa banyak belajar dari pertandingan yang sudah dilewati. Sebagai tim mereka memang tangguh, namun dari stamina, mereka harus menambah.

...

Jumat kedua di bulan Mei yang akan segera memasuki bulan puasa. Rencananya latihan futsal terus berlanjut selama bulan puasa. Saya pikir juga memang harus.

Tunggu saya, bagaimana pengalaman bermain futsal selama puasa. Terutama aktivitas saya yang tiap ke lapangan selalu bersepeda.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun