Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Mabuk Perjalanan atau Mabuk Cinta


[Artikel 25#, kategori Cinta] Hari ini langit cerah sekali dan menggambarkan betapa indahnya setiap hari karena saya sedang dimabuk cinta. Apapun dilakukan karena seorang wanita. Namun, tidak berapa lama. Perasaan bahagia itu tiba-tiba berubah malapetaka. Masalah saya datang lagi saat saya ngotot berdiri dalam perjalanan menggunakan bus.

Tujuan saya kali ini seperti adegan film Ada Apa Dengan Cinta. Bandara dan sebuah cinta. Saya sudah menyiapkan kejutan untuk dia yang sebelumnya gagal diwujudkan.

Setelah urusan selesai pagi harinya, saya bergegas menuju halte. Ingin sekali saya tiba lebih awal dengan pikiran tidak terlambat. Namun saldo Gopay belum cukup. Oke, bus saja saya pikir. Waktu yang saya ambil juga masih lama.

Bangku kosong yang tidak disentuh

Setelah masuk ke dalam bus, saya melakukan pembayaran dengan Gopay. Potongan harga hingga 50% cukup membuat saldo Gopay dapat digunakan.

Waktu terus berlalu, penumpang mulai silih berganti turun. Bangku kosong semakin banyak untuk seharusnya saya tempati. Bahkan petugas menyuruh saya untuk menempelkan pantat saya di sana, bangku kosong.

Entah itu apakah awal kesombongan yang mengakibatkan mabuk perjalanan saya kambuh. Kesombongan karena perasaan jatuh cinta yang berakhir pikiran dan perut tidak karuan.

Mabuk perjalanan yang buat dilema

Keceriaan itu sirna meski halte bandara baru yang saya incar tak dapat memberikan dampak bahagia. Saya bergegas masuk ke bandara, mencari minimarket yang jualan obat mual. 

Maksudnya berhemat, malah berakhir tamat. Harga obat di bandara tentu saja berlipat-lipat. Entahlah, kenapa mabuk perjalanan yang saya derita sejak kecil ini terus menggerogoti tubuh saya.

Apalagi saya lupa mengantisipasi dengan minum obat sebelum naik bus. Ya, saya melakukannya tiap naik kendaraan. Dan apesnya, kali ini lupa.

Maksud hati memberikan kejutan cinta, malah terjadi kejadian yang tidak mengenakkan hati. Padahal saya sudah membayangkan yang indah-indah dan sebuah kejutan yang saya bawa di dalam tas.

...

Demi cinta kadang hal tak biasa dilakukan. Memang belum luar biasa seperti insan lain yang kasmaran di luar sana. 

Setidaknya saya punya cerita di masa depan bahwa saya mengalami hal ini hanya untuk membangun masa depan dengan seorang wanita. Meski saya tidak tahu bagaimana akhirannya.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Half Girlfriend, Film India Tentang Pria yang Jatuh Cinta dan Tidak Mau Menyerah

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh