Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Membuat Jalan Untuk Masa Depan


[Artikel 56#, kategori motivasi] Saat ini, saya terus berusaha membuat jalan yang akan dilalui penerus saya di masa depan. Saya ingin mereka bangga dengan jalan yang saya buat. Entah apakah jalannya kemudian berbeda, tapi saya percaya, ada nilai-nilai yang membuat mereka bangga untuk mengikuti.

Saya berpikir tentang anak-anak saya di masa depan. Mereka bisa melihat saya dari jalan yang saya buat. Jalan yang tidak mudah dilalui karena hanya tahu bahwa itu lurus maju. 

Jalan itu memang sudah terbuka, layaknya seorang petualang yang berjalan di hutan. Bedanya dengan saya yang membuka, jalan itu yang akan dilalui sudah terang benderang dan menyenangkan. Terlihat asri, dan nyaman.

Jalan yang saya buat juga mungkin belum sepenuhnya selesai. Bila itu belum, saya berharap akan disempurnakan oleh mereka. Ya, tidak melulu sama. Tapi semangatnya, harapan dan rasa menghargai itu yang membuat mereka terus berjalan.

Saya ingin jalan hidup saya ini dapat membantu mereka menjadi manusia yang lebih baik.

Tak ada jalan kembali

Sebenarnya, saya berharap jalan yang saya buat bisa ditiru adik-adik saya. Tapi kami menemukan jalannya masing-masing. Jalan yang saya bukakan untuk mereka memang belum sempurna. 

Sekarang, tak ada jalan kembali untuk berpaling atau mundur.

Artikel terkait :

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh