Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Membuat Jalan Untuk Masa Depan


[Artikel 56#, kategori motivasi] Saat ini, saya terus berusaha membuat jalan yang akan dilalui penerus saya di masa depan. Saya ingin mereka bangga dengan jalan yang saya buat. Entah apakah jalannya kemudian berbeda, tapi saya percaya, ada nilai-nilai yang membuat mereka bangga untuk mengikuti.

Saya berpikir tentang anak-anak saya di masa depan. Mereka bisa melihat saya dari jalan yang saya buat. Jalan yang tidak mudah dilalui karena hanya tahu bahwa itu lurus maju. 

Jalan itu memang sudah terbuka, layaknya seorang petualang yang berjalan di hutan. Bedanya dengan saya yang membuka, jalan itu yang akan dilalui sudah terang benderang dan menyenangkan. Terlihat asri, dan nyaman.

Jalan yang saya buat juga mungkin belum sepenuhnya selesai. Bila itu belum, saya berharap akan disempurnakan oleh mereka. Ya, tidak melulu sama. Tapi semangatnya, harapan dan rasa menghargai itu yang membuat mereka terus berjalan.

Saya ingin jalan hidup saya ini dapat membantu mereka menjadi manusia yang lebih baik.

Tak ada jalan kembali

Sebenarnya, saya berharap jalan yang saya buat bisa ditiru adik-adik saya. Tapi kami menemukan jalannya masing-masing. Jalan yang saya bukakan untuk mereka memang belum sempurna. 

Sekarang, tak ada jalan kembali untuk berpaling atau mundur.

Artikel terkait :

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya