Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Ibu Muda di Lapangan Futsal


[Artikel 30#, kategori futsal] Gambar yang dijadikan cover ini cuma ilustrasi. Saya tidak berani pastinya mengambil momen suami istri yang sedang berada di lapangan futsal. Mereka datang bersama bayi mungil mereka. Pemandangan yang indah dan romantis.

Futsal terakhir di bulan Maret saya melihat pasangan muda yang baru masuk ke dalam ruangan. Si ibu muda menggendong bayinya dengan manis. Si suami, nenteng sepatu dan sambil bercanda mesra. Sungguh pemandangan yang membuat iri.

Main futsal hari ini berjalan sangat baik. Tidak begitu lelah dan permainan lebih baik dari jumat kemarin. Saya menikmatinya hingga sampai keluar ucapan jika botol minuman yang saya bawa belum habis. Tumben!

Tidak ada yang istimewa sebenarnya untuk saya bagi. Beberapa pemain lain juga bermain sangat baik. Mungkin mereka sedang bahagia yang sangat mempengaruhi permainan. Yang pasti suasana saat kami bermain jumat (29/3) ini menyenangkan.

Andai saya

Kembali bercerita tentang suami istri muda yang tadi. Saya pengen sekali memiliki momen tersebut. Mendapatkan dukungan seperti itu sangat luar biasa.

Saya pasti akan bermain sangat luar biasa dihadapan mereka. Bila kelak anak saya seorang putra, maka saya akan membuka jalan untuk membuatnya melihat permainan sepak bola. 

Hanya membuka jalan, sisanya terserah dia. Dan bila perempuan, jalan yang sama tetap akan saya buka. Apalagi sekarang banyak perempuan bermain bola. Sekali lagi, bila jalannya melenceng itu terserah dia.

Saya harap pasangan tersebut terus bahagia dan anak mereka tumbuh menjadi anak yang bangga terhadap orang tuanya.

Semoga tetap langgeng.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya