Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Nice girl ?


[Artikel 28#, kategori Cinta] Demikianlah Perempuan. Dia hanya ingat kekejaman orang pada dirinya walaupun kecil, dan dia lupa kekejamannya sendiri pada orang lain padahal begitu besar! Kutipan dalam film Tenggelamnya Kapal ‘Van Der Wijck’.

Mei menjadi periode yang tidak mudah untuk dilalui dalam kehidupan saya. Masalah silih datang berganti dan membuat saya terlalu banyak khawatir akhir-akhir ini.

Hubungan asmara

Ketika seorang wanita mengatakan masa depannya kepada saya dalam satu tahun ke depan, saya sempat bimbang dan ragu. Ukuran calon suami ideal benar-benar jauh dari pikiran saya saat ucapan itu disampaikan. 

Seiring waktu dan desakan, plus hubungan asmara yang masih seumur jagung, saya ingin terus membahagiakannya. Saya mencoba. Menyanggupi akhir tahun mungkin saya coba memberanikan diri datang kepada keluarganya.

Nyatanya belum setahun dari periode yang disepekati, masalah terus datang. Saya masih saja diperlakukan sebuah kesenangan. Bila hatinya senang atau kosong, saya ada dalam suasana bahagia.

Sebaliknya, saat ia marah dan kesal, ia tak ragu mengatakan putus dan pergi. Tidak ada kabar beberapa hari dan terpaksa saya memperbaikinya.

Saya pikir, hubungan yang naik turun ini bisa mendewasakan kami sebelum sampai digaris finis (waktu yang ditetapkan). Kami akan melihat kebelakang bagaimana cinta kami yang begitu besar saat salah satu mengambil sikap kasar, pergi dan membenci.

Dan kini, saya kembali dalam periode dibenci, diacuhkan dan tidak mampu berbuat apa-apa. Saya yang salah, tapi dia yang marah dan saya juga yang meminta maaf.

Nice girl

Saat saya sedang diambang dalam keheningan malam karena sakit, memiliki pasangan saya kira dapat membantu kekosongan. Menemani dan mengkhawatirkan saya yang begitu frustasi.

Sayangnya, pikiran itu tidak kesampaian. Saya seperti berbicara dengan seseorang yang tidak dikenal dan saya paksa memahami kondisi saya.

Saya yang salah lagi, memperlakukan pasangan 'nice girl' dengan situasi yang kurang menyenangkan agar berpikir memperhatikan saya, ternyata salah besar.

Saya memaksa kondisi saya yang sedang sakit dan butuh perhatian dengan dirinya yang sedang berjuang dalam situasi yang lebih sulit.

Saya sedikit ngambek dan meninggalkan obrolan karena perhatian yang saya inginkan tak kunjung diberikan. Yang ada, saya disuruh mengerti tentang kondisinya.

Beberapa menghilang, saya pikir ia datang mencari saya. Nyatanya tidak ada. Dan terpaksa saya lagi yang datang kepadanya.

Sepertinya tidak ada perubahan dan ia tetap yang memegang kendali situasi agar saya mengerti tentang kondisinya.

Saat saya ngambek, ia tidak datang. Boleh saya marah karena saya masih manusia? Dan inilah akhirnya menjadi petaka buat saya.

Kamu kejam

Saat bertemu dengan tipe nice girl, saya pikir ia lebih mengerti dirinya karena sifat yang baik dari dalam dirinya. Ibadah yang kuat saya pikir membuatnya lebih memahami dan membawa saya untuk lebih baik.

Marah itu akhirnya dibalas lagi dengan kemarahan. Obrolan yang semakin mengacau yang datang dari diri saya karena ia tidak peduli, membuat saya sudah tidak rasional lagi.

Kamu kejam! Dan saya pergi meninggalkan obrolan teks yang begitu panjang. Dan itulah sisi anak kecil saya keluar.

...

Wanita selalu ingat kekejaman orang sekecil apapun. Mereka lupa kekejaman yang pernah mereka lakukan. Hubungan yang naik turun ini, memberikan situasi buruk kepada saya. Entah berapa kali ia pergi dan memutuskan hubungan.

Kini saya menyesal bahwa saya tidak menjadi pria baik dan lebih kuat (finansial). Pria baik yang selalu menahan diri, baik ucapan maupun sikap dari sifat buruk.

Lebih kuat, saya berharap datang meminta maaf dengan seikat bunga dan cokelat. Dan benar-benar sulit tanpa kekuatan finansial. 

Saya sudah menunjukkan proposal diri saya sebagai pria buruk pada saat awal hubungan, dan sepertinya saya memang buruk untuk menjadi pria baik dalam sebuah hubungan.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh

Berkenalan dengan Istilah Cinephile