Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Undangan Liputan dari Pihak Hotel


[Artikel 99#, kategori blogger] Apakah kamu berpikir tiap aktivitas yang saya lakukan di hotel, undangan khususnya, akan dibayar? Harapannya memang selalu ke sana. Tapi sangat disayangkan, harapan itu sudah pupus duluan.

Menjadi bloger yang sering diundang oleh pihak hotel memang menyenangkan. Sebuah langkah yang tidak semua kaki (bloger) mampu melakukannya. Tentu saja saya bersyukur atas undangan yang dikirimkan, baik lewat email maupun pesan WhatsApp.

Status diakui

Tidak mudah menempatkan nama dalam daftar hadir saat diundang oleh pihak hotel di awal-awal perjalanan dotsemarang.

Bahkan undangan buka bersama beberapa kali sekarang ini masih terbilang baru sukses 2 tahun belakangan. Entah bagaimana dengan Kota lain, di Semarang ini memang sedang terjadi.

Dalam lingkup ekosistem perblogeran lokal, undangan dari pihak hotel memang sedikit menaikkan derajat. Atau bahasanya status kita diakui.

Pihak pemasar hotel setidaknya lebih terbuka untuk para bloger sekarang ini. Karena mereka tahu, awak media tetap penting buat mereka, tapi cara pemasar yang baru dengan mengundang bloger hingga influencer harus dicoba.

Tidak ada uang transportasi

Ketika pengakuan adalah sebuah penghargaan terbesar yang dialami seseorang, mereka akan sangat royal. Bahkan tanpa dibayar pun, mereka tetap datang. Nilai tersebut benar-benar mampu mengalahkan logika (uang).

Berpikir positif, tentu jawaban di atas bisa jadi contoh. Namun terkadang manusia selalu lemah akan godaan.

Undangan yang datang bukan sekali dua kali. Bisa beberapa kali. Bila lokasinya terbilang dapat dikendarai dengan sepeda, saya tidak masalah harus lelah untuk tiba di lokasi.

Sayangnya, mood seseorang terkadang tidak bisa konsisten. Bila sekali dalam sebulan masih mending, bagaimana bila seminggu lebih dari 3 kali. Jaraknya pun tidak dekat.

Pesan Ojek online (Ojol) memang jadi alternatif terbaik sekarang ini. Meski berpikir logika satu kali perjalanan mampu mengintari beberapa kali dalam satu hari perjalanan dengan kendaraan sendiri, pesan Ojok tetaplah butuh uang.

Tidak dipungkiri, saya lebih senang mendapatkan uang transportasi ketimbang notebook (buku) berserta pulpen hingga gelas dalam godiebag.

Tapi, kita juga sering dihadapkan sebuah fakta bahwa memang tidak ada uang pengganti setiap diundang. Kebijakan hotel yang tidak bisa diganggu gugat dan faktor lainnya adalah keputusan yang mau tidak mau diterima.

Suara hati kecil yang mengatakan bahwa diundang saja syukur, masih berharap lebih, membuat logika tertekan dan harapan itu tidak perlu dipersulit. 

Bila berani menolak, jangan harap undangan kembali datang menghampiri Smartphone yang kita pegang. Serba salah pokoknya.

Lebih bekerja keras lagi

Untuk beberapa tahun belakangan, langkah bloger di Kota Semarang yang mampu menembus akses yang biasa dikuasai awak media bisa dikatakan sudah lebih baik.

Mungkin beberapa tahun lagi di masa depan, pekerjaan datang ke hotel atas nama undangan bisa lebih dihargai. Terutama memang orang-orang yang konsisten memposting blognya.

Saat ini yang kita harus lakukan adalah bersabar menunggu momen itu datang. Dan tentu saja lebih bekerja keras lagi agar nilai jual blog kita lebih baik dari sebelumnya.

...

Saya tahu itu tidak menyenangkan, terutama buat blog seperti dotsemarang yang tidak mengambil iklan satu pun dari adsen.

Orang-orang yang berusaha meraih seperti yang dilakukan dotsemarang tentu saja berharap duduk satu meja di sana.

Saya hanya bicara tentang apa yang saya lakukan. Dan mencoba melihatkan kenyataan, meski banyak juga yang dapat lebih dari dotsemarang.

Kecuali, memang acara yang datang dari pusat (Jakarta) seperti perayaan ulang tahun atau launching secara Nasional. Mungkin itu bisa.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh