Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Buffer, Alat Manajemen Media Sosial Selain Tweetdeck


Sudah 3 hari dari tulisan ini saya mencoba Buffer versi web (ada versi aplikasi juga) selain Tweetdeck. Salah satu kelebihannya adalah menampilkan gambar dari link yang mau diposting.

Saya tidak berpaling dari Tweetdeck sebagai alat manajemen Twitter untuk dotsemarang. Buffer tidaklah asing buat saya, namun selama ini hanya menggunakan versi aplikasi.

Ketika iseng berbuah kesengsem, di situ saya baru sadar bahwa saya dapat memanfaatkannya lebih dari sekedar menjadwalkan postingan di Twitter.

Tinggal klik kotak, tempat menulis, dan masukkan link di sana. Di situ saya berhasil mendapatkan apa yang selama ini saya butuhkan.

Link blog yang dimasukkan menampilkan gambar-gambar yang ada di halaman postingan. Tinggal pilih dan terus buat jadwal. 

Fitur seperti ini memang tidak ada dalam Tweetdeck. Ini jadi ribet karena harus mengupload foto tersendiri. Bagaimana bisa upload kalau sebagian besar, gambarnya ada di ponsel.

Kekurangan buffer 

Buffer yang saya gunakan masih versi gratisan. Maka tidak heran, ada keterbatasan jumlah postingan di sana. Pengguna hanya dibolehkan menjadwalkan hanya 10 post. Kalau kamu berbayar, selain dapat jumlah banyak post, juga dapat melihat statistik.

Sementara itu yang saya temukan. Buffer memang sama seperti Tweetdeck dari fungsinya untuk penjadwalan dan memanage media sosial lain. Buffer dapat ditambah akun Facebook dan Instagram. Untuk Instagram saya belum pernah coba.

Oh ya, Buffer tidak akan menampilkan kolom layar seperti Tweetdeck yang berisi timeline.

..

Tweetdeck masih saya gunakan untuk membagikan postingan terbaru yang ada di blog dotsemarang. Sedangkan Buffer, saat ini saya gunakan untuk postingan lama (setahun hingga dua tahun sebelumnya).

Tertarik menggunakan Buffer?

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun

I Will Never Let You Go, Drama China Kolosal Tentang Putri Pengemis dan Pangeran Bertopeng