Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s...

Berbicara Kebaikan, Belum Tentu Sikapnya Juga Baik


Ketika seseorang berbicara tentang kebaikan, pasti sifatnya juga sama baiknya. Pemahaman sederhana yang masuk pikiran saya itu ternyata tidak sepenuhnya benar. Kadang berharap ia lebih baik untuk melihat dan membantu, namun kenyataan ia manusia biasa.

Hari ini, Selasa (7/5), sepertinya tubuh sudah kembali normal. Tidak menyangka sakit yang diderita di awal puasa meruntuhkan semangat yang ingin dibangun dengan momentum Ramadan.

Penderitaan yang baru kali ini dirasakan datang di hari Minggu, hari kedua. Penyakit itu datang lagi dengan sifatnya yang lebih ngeri. Membuat teh hangat saja butuh kekuatan dan hampir saja pingsan.

Pikiran sudah kehilangan kesadaran dengan kunang-kunang yang hingga dalam bayangan. Satu-satunya penyelemat adalah tempat tidur dan akhirnya dibiarkan terbantai.

Perasaan mual kembali datang. Padahal seseorang yang paling diandalkan peduli, malah tak datang-datang. Ya, ia berada dekat tapi terlalu bersikap defensif (bertahan). Memaksanya berbicara untuk peduli, hanya akan membawa malapetaka.

Orang yang mengajak kebaikan belum tentu baik

Saya tak bercerita bahwa semua orang sama. Satu orang saja yang saya kenal. Orang yang baik dari sisi penampilan dan sikap yang didambakan.

Orang yang selalu menganjurkan dan mengajak kebaikan. Nyatanya dia tidak lebih baik dari saya. Wajar bila bicara manusia tidak sempurna. Dan mungkin ini pelajaran buat saya saja.

Saya hanya terlalu berharap pada orang baik sekali lagi. Yang selalu bicara baik dengan ajakannya yang membuat kita mencintainya, menyanyanginya dan merindukannya.

Hanya saja saat diperlakukan layaknya manusia dalam suatu kondisi masalah, ia menampakkan diri dengan alasan beribu kata-kata.

Cuek, tidak mau disalahkan, pergi begitu saja, melawan, jarang minta maaf dan bahkan mengambil keputusan bodoh untuk sebuah alasan pribadi dari orang yang diajaknya menjadi baik.

Saya tidak tahu lagi, orang seperti apa lagi yang saya harus hadapi. Andai dia dari awal menunjukkan sikap buruk, mungkin saya mengerti. Tapi saya keliru. Dewa juga pernah berbuat salah (kalimat dalam film).

..

Mari melanjutkan hidup untuk terus belajar dan menerima apa adanya. Kesalahan adalah pengalaman dan pengalaman adalah guru terbaik untuk menjadi lebih baik.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

Perjalanan Pulang Pergi ke Hotel The Wujil Resort & Conventions

Review Film Tum Bin 2 (2016)