Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Belajar Tidak Cuek dari Bangkai Cicak


Menjadi cuek itu menjengkelkan rupanya, terutama untuk hal sangat sederhana. Apakah orang yang cuek itu tidak melihat apa yang terjadi disekitarnya? Apakah itu disengaja atau sebaliknya. Saya belajar hal ini dari sini.

Bangkai cicak mati yang sudah mengering berada dekat tas yang letaknya sangat berdekatan. Dan itu di kamar. Pemilik tas seperti tak melihat di sana kalau ada cicak mati. Saya membiarkannya dengan harapan, ia membuangnya karena berada di dekat tasnya.

Seminggu terlewati, tas dan cicak masih berada di tempat pertama yang saya lihat. Apakah ini nasib saya untuk segera membuangnya. Tidak-tidak, saya masih ingin mengontrol diri untuk melihat apakah pemilik tas melihatnya atau tidak.

Pergi ke luar kota

Tasnya sudah berpindah dan digunakan oleh pemiliknya yang akan pergi ke luar kota. Anehnya, bangkai cicak yang tergelatak seperti gambar tidak dibuang. Aneh rasanya jika itu disengaja agar saya membersihkannya.

Pemilik akhirnya pergi membawa tasnya dan benar-benar tidak peduli dengan bangkai cicak yang ada di sana. Terpaksa akhirnya saya juga yang membuangnya setelah hampir dua minggu dari pertama saya melihatnya.

Belajar tidak cuek

Saya memikirkan diri sendiri layaknya orang sedang bermeditasi. Apakah ini pelajarannya dari kejadian yang saya alami ini. Yang di depan kelopak mata tak terlihat dan di bawah kaki seolah tak terinjak.

Begini rasanya melihat orang yang cuek untuk sesuatu yang sederhana. Mau marah, kesal, bahkan menghardik lalu melemparkan bangkai cicak ke dalam tas si pemilik harusnya saya lakukan. Tapi ini hanya merugikan saya yang selama ini sebagai penonton tapi terus menunggu si pemilik peka sendiri.

Ya, bila kamu berpikir seharusnya saya saja yang membersihkan, maka kamu benar dari sudut pandangmu. Namun bukan itu pembelajaran yang saya ingin dapatkan.

Saya tahu, saya menemukan lagi sifat kekurangan manusia yang memang pada umumnya juga dimiliki. Saya ingin terus belajar dari apa yang saya temukan dalam keseharian. 

Seluruh emosi saya akhirnya tersampaikan dalam postingan ini. Apakah diam itu emas, mungkin saja? Sebagai manusia, saya coba untuk tidak lelah menahan diri bahwa kebaikan itu memang sulit dilakukan.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Half Girlfriend, Film India Tentang Pria yang Jatuh Cinta dan Tidak Mau Menyerah

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

Jalebi, Film India Tentang Indahnya Cinta Bila Bisa Melepaskannya