Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Milenial yang Jadi Rebutan Dipusaran Politk


[Artikel 18#, kategori generasi] Sejak tahun 2015, saya sudah membicarakan tentang generasi milenial di blog pribadi saya ini. Sekarang tak terasa, generasi ini begitu populer dan diminati untuk sebuah kepentingan politik.

Pemilihan Presiden tahun 2019 adalah pelecutnya. Membicarakan politik memang mau tak mau akhirnya bersingguhan juga. Meski begitu, saya tak pandai dalam membahas generasi milenial untuk membawa hubungan keduanya kedepan nanti.

Maksudnya itu saya nggak ahli tentang milenial. Meski begitu, saya terus belajar dengan membawanya ke dalam blog ini yang diolah dengan beberapa sudut pandang saya.

Milenial yang begitu terbuka

Mengutip dari situs tirto.id (13/8/2018),  di era Reformasi ini menurut penilitian dari Ella S. Prihatini, kandidat doktor University of Western Australia, pada akhir 2017  tentang perilaku milenial Indonesia yang tengah memasuki tahun politik, hasilnya.

Kebanyakan generasi Milenial yang kesadarannya tumbuh di era Reformasi ini sangat terbuka terhadap nilai-nilai kesetaraan gender, independen secara politik, serta berani mengambil pilihan ideologi politik yang berbeda dari lingkungan keluarga mereka.

Survei Alvara Research 2016 mematok rentang usia lebih luas bagi generasi Milenial, yakni antara 15 sampai 34 tahun.

Pada Pemilu 2019, suara generasi Milenial diperkirakan cukup tinggi. Survei Saiful Mujani Research & Consulting pada Desember 2017 menyatakan Milenial (17-34 tahun) membentuk persentase 34,4 persen dari total populasi masyarakat Indonesia.

Sementara rilis survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) pada November 2017 menunjukkan konsumsi media sosial generasi Milenial Indonesia (17-29 tahun) memengaruhi preferensi politik terhadap sosok presiden.

Totalnya 40%

Saya tertarik dengan video yang tayang di Youtube dengan judul Penunjukan Erick Thohir Sebagai Antisipasi Sandiaga Uno di bawah ini.



Dalam video berdurasi 20 menit lebih ini banyak membahas tentang milenial. Memang ada debat di dalamnya yang mungkin ada yang nggak suka, tapi fokuslah pada pembahasan milenial di sana.

Rata-rata jumlah generasi milenial dari total keseluruhan penduduk Indonesia di atas 50 juta. Seperti mengutip dari katadata.co.id (29/8), Catatan Polmark setidaknya ada 82 juta generasi millenial di Indonesia. Jumlah tersebut mencapai 31,28% dari total penduduk sebanyak 262 juta jiwa.

..

Saya sendiri termasuk dalam generasi yang disebut milenial. Ini menarik sekali saat pemilu nanti digelar. Siapa yang berhasil menarik generasi milenial Indonesia dan apakah faktanya nanti juga bersamaan memimpin Indonesia.

Milenial menjadi rebutan dipusaran politik. Bahasan yang sebenarnya tentang milenial yang dulu hanya bicara dunia pemasaran, kini masuk juga dalam ranah politik. Mari ditunggu kelanjutannya.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh