Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

La Lu Lana


[Artikel 11#, kategori kucing] Saya berharap menemukan pengasuh untuk ketiga kucing yang saya namai Lala Lulu dan Lana ini (La Lu Lana). Umur ketiganya sudah 1 bulan lebih hingga tulisan ini saya buat.

Semakin hari, saya menyayangi mereka. Wajar ketika masa anak-anak yang masih lucu-lucunya menjadi daya tarik tersendiri. Gemes, dan tidak ingin berpisah rasanya.

Pemberian nama mereka tak ada sesuatu yang spesial untuk dikenang atau memiliki sejarah. Nama mereka meluncur begitu saja dalam pikiran beberapa hari sebelum tulisan ini saya posting di blog.

La Lu Lana, mungkin cara menyebutnya saja yang terdengar mudah dan enak terdengar. Ketiganya tidak murni berbulu warna putih (persia), mengingat sang induk kawin dengan kucing biasa.

Menunggu pengasuh

Lulu dengan induknya (Pupu)

Jujur, saya sendiri bukanlah seorang maniak kucing atau orang yang benar-benar menyukai kucing (merawat hingga ke dokter). Saya hanya terlibat dalam momen beberapa tahun lalu dari tuan rumah yang dulunya diberi kucing oleh temannya.

Si tuan rumah tidak lagi mengurusi kucing-kucing dan saya yang berakhir mengurusin itu semua (keluarga Tinky Winky).

Ketiga anak kucing ini seperti anak kucing sebelumnya akan saya berikan bila ada yang mau mengasuhnya. Alasan saya sederhana melepaskan mereka, yakni sudah terlalu banyak kucing di rumah.

Saya memikirkan bagaimana pendapatan saya yang tidak besar untuk seorang bloger dapat membiayai makan semua kucing.

 Bermain bersama si Papay (adek dari si induk)
Masih kurang 1 lagi yang jarang mau bareng, yaitu si ibu rumah tangga (Tinky)
..

Salah satu keuntungan memelihara kucing adalah kita memiliki teman. Kadang waktu senggang kita yang tak berguna atau galau, dengan bermain bersama binatang peliharaan seperti kucing, dapat memberikan hal positif dan juga menyenangkan.

Saya harap, La Lu Lana segera menemukan pengasuh barunya.
*Lihat foto-foto album keluarga #TinkyFamily di sini.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Half Girlfriend, Film India Tentang Pria yang Jatuh Cinta dan Tidak Mau Menyerah

I Will Never Let You Go, Drama China Kolosal Tentang Putri Pengemis dan Pangeran Bertopeng