Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

La Lu Lana


[Artikel 11#, kategori kucing] Saya berharap menemukan pengasuh untuk ketiga kucing yang saya namai Lala Lulu dan Lana ini (La Lu Lana). Umur ketiganya sudah 1 bulan lebih hingga tulisan ini saya buat.

Semakin hari, saya menyayangi mereka. Wajar ketika masa anak-anak yang masih lucu-lucunya menjadi daya tarik tersendiri. Gemes, dan tidak ingin berpisah rasanya.

Pemberian nama mereka tak ada sesuatu yang spesial untuk dikenang atau memiliki sejarah. Nama mereka meluncur begitu saja dalam pikiran beberapa hari sebelum tulisan ini saya posting di blog.

La Lu Lana, mungkin cara menyebutnya saja yang terdengar mudah dan enak terdengar. Ketiganya tidak murni berbulu warna putih (persia), mengingat sang induk kawin dengan kucing biasa.

Menunggu pengasuh

Lulu dengan induknya (Pupu)

Jujur, saya sendiri bukanlah seorang maniak kucing atau orang yang benar-benar menyukai kucing (merawat hingga ke dokter). Saya hanya terlibat dalam momen beberapa tahun lalu dari tuan rumah yang dulunya diberi kucing oleh temannya.

Si tuan rumah tidak lagi mengurusi kucing-kucing dan saya yang berakhir mengurusin itu semua (keluarga Tinky Winky).

Ketiga anak kucing ini seperti anak kucing sebelumnya akan saya berikan bila ada yang mau mengasuhnya. Alasan saya sederhana melepaskan mereka, yakni sudah terlalu banyak kucing di rumah.

Saya memikirkan bagaimana pendapatan saya yang tidak besar untuk seorang bloger dapat membiayai makan semua kucing.

 Bermain bersama si Papay (adek dari si induk)
Masih kurang 1 lagi yang jarang mau bareng, yaitu si ibu rumah tangga (Tinky)
..

Salah satu keuntungan memelihara kucing adalah kita memiliki teman. Kadang waktu senggang kita yang tak berguna atau galau, dengan bermain bersama binatang peliharaan seperti kucing, dapat memberikan hal positif dan juga menyenangkan.

Saya harap, La Lu Lana segera menemukan pengasuh barunya.
*Lihat foto-foto album keluarga #TinkyFamily di sini.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh