Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

[Futsal] Bermain Ala Tiki Taka


[Artikel 14#, kategori futsal] Jumat pertama di bulan September ini sangat menyenangkan, khususnya bermain futsal. Saya tidak mengira bayangan bermain saat di lapangan masih saja terngiang dipikiran. Saya sangat suka momen itu.

Saya belajar dari kesalahan Jumat sebelumnya yang gagal menunjukkan performa terbaik karena sakit perut. Pola makan saya perhatikan dan termasuk penggunaan obat pelancar buang air besar. Ini harus dihindari, pikir saya.

Dimulai setelah main pertama

Setiap bermain futsal, saya selalu menggunakan sepeda dan berusaha datang lebih awal. Namun ada saja rekan yang lebih dulu datang. Dalam dunia futsal yang saya ikuti ini, kata terlambat datang seperti saat datang ke acara tetap menular di sini. Maka tidak heran, main pertama jumlah pemainnya bisa dihitung dan pas-pasan.

Saya mengambil permainan pertama seperti biasanya. Biasanya ada beberapa permainan yang dibatasi waktu untuk memberi kesempatan rekan lain yang sudah menunggu antrian. Biasanya yang datang bisa sampai 2 tim alias 20 orang lebih.

Awal permainan, perasaan saya masih biasa saja meski menutup permainan dengan kemenangan dan mencetak gol. Saya belum merasakan tanda-tanda bahwa saya bermain sangat baik.

Waktu pun menghentikan permainan pertama kami dan dilanjutkan permainan kedua dengan semua pemain yang diganti. Ada yang menarik dari permainan kedua dari para pemain yang turun di lapangan.

Wah, keren-keren dan level permainan mereka sepertinya di atas rata-rata permainan saya. Pengalaman mereka juga mempengaruhi sudut pandang saya terhadap mereka yang tak biasa.

Saya masih duduk menunggu giliran dengan penuh keringat. Suasana lapangan malam hari seperti berada di ruangan sauna yang panas dan pengab.  Saya berusaha melihat permainan sesama rekan yang akan jadi lawan saya berikutnya.

Dan kesempatan itu datang setelah melewatkan satu pergantian waktu karena kelebihan pemain yang kali ini datang cukup banyak.

Menjadi pemain depan

Waktu saya tiba dan ini waktunya kembali beraksi. Dalam permainan futsal bersama ini, rekan-rekannya berubah-ubah. Jadi membangun chemistry bisa dikatakan sulit. Namun terlihat mudah dimengerti bila tingkatan permainan berbicara biasanya, dalam hal ini teknik dan pengalaman.

Saya mengambil posisi pemain depan di permainan kedua saya ini karena yang lain tidak ada yang mengambil. Gol demi gol berhasil saya sarangkan. Dan kekhawatiran terhadap lawan yang saya anggap di atas rata-rata ini langsung terhapuskan. Kami menang telak!

Bermain ala tiki taka

Pertandingan terakhir dari 2 jam waktu sewa, saya kembali ke atas lapangan setelah gilirannya tiba. Kali ini emosi saya meluap-luap meski posisi masih pemain depan tapi bisa berfungsi sebagai pembagi bola.

Lawannya masih sama dan masih saya anggap di atas rata-rata. Satu hal yang saya pikirkan untuk menghancurkan lawan saya adalah memutuskan komunikasi mereka lewat aliran bola yang selalu saya putuskan.

Perasaan saya benar-benar luar biasa. Kami kembali membantai lawan. Permainan cepat, satu dua sentuhan dan sudah berhadapan dengan kiper membuat lawan kebingunan.

Apakah ini yang dimaksud bermain ala tiki taka. Hanya butuh 2 kali operan dan 1 kali tendangan di depan gawang untuk menjadi gol dan kiper tak berdaya yang selama pertandingan yang saya lihat selalu bermain luar biasa.

Kombinasi, pergerakan yang saling memahami dan operan yang mudah dimengerti membuat saya begitu gairah.

Yang terjadi di lapangan sebenarnya memang bukan sebuah keriuhan akan nikmatnya permainan, tapi gelak tawa dan kebahagiaan semua pemain karena keindahan permainan.

Saya tertawa sangat keras karena lawan kami bicara tentang kehebatan kami yang begitu cepat dalam operan tanpa banyak sentuhan atau drible.

Dan pertandingan pun akhirnya usai dengan terdengarnya bunyi pengumuman lapangan yang kami gunakan waktunya selesai.

..

Saya mengetahui tentang tips bisa bermain sangat baik saat berada di atas lapangan. Ya, rekan tim yang pas atau cocok yang saling mengerti dari mereka memberi umpan.

Ketika kecocokan itu terjalin, bukan saja level permainan kita terangkat dan percaya diri, namun semua rekan-rekan pun merasakannya.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun