Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Susahnya Merawat Kucing


[Artikel 6#, kategori kucing] Lagi, saya kehilangan kucing yang mati entah karna apa? Tapi saya patut disalahkan juga, mengingat kucing ini mati karena saya tidak mengurungnya di dalam kandang. Ternyata mengurus kucing itu tidak mudah.

Saya masih ingat sehari sebelumnya saat si Pupu (namanya), menunggu saya untuk memberinya makan. Ia seperti biasa selalu menunggu di depan rumah, seperti banyak film yang berkisah tentang hewan peliharaan yang setia pada majikan.

Namun naas nasibnya. Esoknya, saat saya mau memberi makan, si Pupu tergeletak tak sadar diri dengan ditemani banyak semut hitam. Si pupu, kucing hitam ras Anggora ini telah mati.

Entah mengapa bisa mati, pikiran saya mencoba mencerna dengan positif bahwa ia mati karena racun tikus yang beberapa bulan ini banyak tikus yang berkeliaran.

Saya tak berharap bahwa ada manusia terlibat yang membunuhnya karna tidak suka. Saya berharap semisal benaran ada, ia disehatkan dan panjang umur.

Kini, keluarga Tinky Winky yang saya pelihara hanya tinggal para betina. Tidak ada jantan yang menemaninya. Kasian juga melihat ibu dan kedua anaknya yang baru bertumbuh.


...

Alasan saya tidak mengandangkan si Pupu karena kandang penuh dan biasanya mereka berantem. Karena kebiasaan tidak dikandang dan selalu menunggu di depan rumah, saya pikir itu baik-baik saja.

Ternyata tidak. Apakah karena benar mati karena makan racun tikus atau ulah manusia? Atau berantem dengan kucing lain. 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya