Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Pengalaman Naik Gojek Drivernya Perempuan


[Artikel 19#, kategori Teknologi] Saya tidak meyangka kalau yang datang adalah driver perempuan. Agak gimana gitu, tapi yasudahlah. Tubuh saya pergi bersamaan kami menuju lokasi yang dituju. Pernah naik Gojek drivernya perempuan, terutama Anda yang pria?

Hampir 2 minggu belakangan ini, sebelum bulan November berakhir, kesibukan saya dengan ngeblog benar-benar menyita waktu saya. Satu sisi ingin hemat, dan satu lagi menghormati profesi blogger yang diyakini.

Selama perjalanan, saya tidak ingin dicap penumpang kurang ajar. Apalagi yang menjadi driver adalah wanita paruh baya, dan punya banyak pengalaman berhadapan dengan penumpang sejenis saya.

Kami mengobrol, mulai dari hal biasa hingga tentang perasaannya saat harus mendapatkan penumpang pria. Meski kadang tidak terdengar dengan baik karena angin yang mengganggu, saya paham maksudnya.

Si mbak Driver ini berpengalaman sepertinya, wangi tubuhnya membuat saya nyaman duduk dibelakangnya. Saya sempat diberi masker, tapi saya tolak.

Pengalaman paling menarik yang diceritakan si mbak driver yang masih bertahan di Gojek Semarang hingga sekarang ini adalah penumpang yang nyetir sendiri, dan si mbaknya jadi penumpang.

Alasannya karena si penumpang gak suka aja. Si mbak Gojek mau nggak mau memberi kesempatan tersebut, katanya yang pernah ia alamai. Apakah saya mau ngikutin? Nggak ah. Lagian saya nggak punya SIM.

Akhirnya kami tiba ditujuan. Saya senang mendapatkan pengalaman ini mengingat naik Gojek lebih hemat ketimbang membawa mobil, apalagi saya tidak punya SIM.

Entahlah, kadang saya membenci acara yang berada di luar jangkauan saya, seperti Semarang atas - Tembalang. Saya jadinya nggak bisa naik sepeda.

Artikel terkait :

Komentar




  1. Dengan adanya transportasi online/ Gojek memang memberi keuntungan bagi keduanya, antara penumpang dan driver gojek itu sendiri. Maka dari itu kita harus memberikan support penuh kepada driver-driver gojek supaya tahu Cara Mendapatkan Orderan Gojek Dengan Cepat

    BalasHapus
  2. Saya senang mendapatkan pengalaman ini mengingat naik Gojek lebih hemat ketimbang membawa mobil, apalagi saya tidak punya SIM

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat