Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Pengalaman Naik Gojek Drivernya Perempuan


[Artikel 19#, kategori Teknologi] Saya tidak meyangka kalau yang datang adalah driver perempuan. Agak gimana gitu, tapi yasudahlah. Tubuh saya pergi bersamaan kami menuju lokasi yang dituju. Pernah naik Gojek drivernya perempuan, terutama Anda yang pria?

Hampir 2 minggu belakangan ini, sebelum bulan November berakhir, kesibukan saya dengan ngeblog benar-benar menyita waktu saya. Satu sisi ingin hemat, dan satu lagi menghormati profesi blogger yang diyakini.

Selama perjalanan, saya tidak ingin dicap penumpang kurang ajar. Apalagi yang menjadi driver adalah wanita paruh baya, dan punya banyak pengalaman berhadapan dengan penumpang sejenis saya.

Kami mengobrol, mulai dari hal biasa hingga tentang perasaannya saat harus mendapatkan penumpang pria. Meski kadang tidak terdengar dengan baik karena angin yang mengganggu, saya paham maksudnya.

Si mbak Driver ini berpengalaman sepertinya, wangi tubuhnya membuat saya nyaman duduk dibelakangnya. Saya sempat diberi masker, tapi saya tolak.

Pengalaman paling menarik yang diceritakan si mbak driver yang masih bertahan di Gojek Semarang hingga sekarang ini adalah penumpang yang nyetir sendiri, dan si mbaknya jadi penumpang.

Alasannya karena si penumpang gak suka aja. Si mbak Gojek mau nggak mau memberi kesempatan tersebut, katanya yang pernah ia alamai. Apakah saya mau ngikutin? Nggak ah. Lagian saya nggak punya SIM.

Akhirnya kami tiba ditujuan. Saya senang mendapatkan pengalaman ini mengingat naik Gojek lebih hemat ketimbang membawa mobil, apalagi saya tidak punya SIM.

Entahlah, kadang saya membenci acara yang berada di luar jangkauan saya, seperti Semarang atas - Tembalang. Saya jadinya nggak bisa naik sepeda.

Artikel terkait :

Komentar




  1. Dengan adanya transportasi online/ Gojek memang memberi keuntungan bagi keduanya, antara penumpang dan driver gojek itu sendiri. Maka dari itu kita harus memberikan support penuh kepada driver-driver gojek supaya tahu Cara Mendapatkan Orderan Gojek Dengan Cepat

    BalasHapus
  2. Saya senang mendapatkan pengalaman ini mengingat naik Gojek lebih hemat ketimbang membawa mobil, apalagi saya tidak punya SIM

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh